Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengaku optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih baik dibandingkan proyeksi IMF. Apalagi tren pemulihan ekonomi juga sudah terlihat sejak kuartal I-2021 yang diharapkan bisa tetap berlanjut sampai dengan tahun ini.
"Kuatnya perekonomian Indonesia yang sudah terlihat di 2022 dan berlanjut ke 2023 adalah bukti penanganan pandemi berbuah signifikan pada relatif cepatnya pemulihan ekonomi Indonesia," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 26 Januari 2022.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dalam periode 2021-2023, ekonomi Indonesia diramalkan akan bertumbuh kuat sebesar 3,3 persen, 5,6 persen, dan enam persen. Sementara Malaysia diprediksi tumbuh 3,5 persen, 5,7 persen, dan 5,7 persen, Thailand akan berada pada 1,3 persen, 4,1 persen, 4,7 persen, dan Filipina 4,6 persen, 6,3 persen, dan 4,9 persen.
Untuk 2021, Febrio lebih optimistis dalam memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam kisaran 3,5-4 persen. Bahkan outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2021 berada pada angka yang lebih optimistis yaitu 5,1 persen sesuai dengan kondisi terkini yang menunjukkan pemulihan yang kuat.
"Kebijakan penanganan pandemi dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang efektif di 2021 dan diperkuat dengan fokus penciptaan tenaga kerja selain kesehatan dan perlindungan masyarakat di 2022 tentunya menjadi faktor penting. Kita perlu jaga momentum pemulihan ke depan dengan tetap waspada terhadap berbagai risiko," jelas dia.
Dalam laporan WEO Januari 2022, IMF juga memberikan beberapa rekomendasi penguatan kerangka kebijakan yang komprehensif untuk negara-negara, yaitu memperkuat kebijakan di sektor kesehatan, termasuk pemerataan vaksin, perubahan kebijakan moneter yang harus didukung dengan komunikasi yang efektif, memperkuat posisi dan kesinambungan fiskal, memperkuat kerja sama internasional, dan melanjutkan reformasi struktural dan kebijakan perubahan iklim.