Menurut pemerintah, tambahan utang itu dipakai membiayai infrastruktur. Pajak yang diharapkan bisa menopang pembangunan infrastruktur belum memadai. Ini yang terjadi di Indonesia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (Ani) menjelaskan itu di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin 24 Juli 2017. Menurut Ani, infrastruktur Indonesia sudah terlampau ketinggalan dari negara lain.
Dalam kurun waktu lebih dari 20 tahun, investasi negara di bidang infrastruktur terus menurun. Indeks ketersediaan infrastruktur di dalam negeri di era 1990-an masih lumayan, mencapai posisi 60 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Sekarang, indeks tersebut merosot dan tinggal 35 persen.
Jumlah kelas menengah yang meningkat pesat belum mampu diimbangi oleh laju pembangunan infrastruktur. Akibatnya, terjadi ekonomi berbiaya sangat tinggi.
"Maka infrastruktur perlu dibangun. Contohnya kemacetan di Jakarta menambah biaya, dan mengurangi peringkat produktivitas kita dalam kemudahan berusaha," kata Ani.
Hal yang sama dikatakan Menko Perekonomian Darmin Nasution. Darmin bilang, selama pembangunan infrastruktur masih banyak, seperti di pemerintahan saat ini, utang negara akan bertambah.
Ia meminta publik tidak khawatir. Sebab, utang yang bertambah telah membuahkan hasil pembangunan infrastruktur, yang tentunya dapat dirasakan oleh masyarakat saat ini dan generasi mendatang.
Sejak awal menjabat hingga 2016, pemerintahan Presiden Joko Widodo telah membangun infrastruktur, khususnya tol, mencapai 176 kilometer (km). Jumlah itu jauh di atas capaian pembangunan tol pada masa pemerintahan-pemerintahan sebelumnya.
Bahkan, pada tahun ini ruas tol yang telah terbangun secara menyeluruh dan siap dioperasikan ditargetkan 568 km. Jika terwujud ini mengalahkan pembangunan tol pertama di era Presiden Soeharto pada 1978-1998 (20 tahun) yang mencapai 490 km.
"Lihat saja proyeknya. Sebenarnya kalau proyek infrastrukturnya jelas, pasti dampaknya akan positif sekali untuk ekonomi," jelas Darmin.
Baca juga: Era Jokowi Paling Banyak Bangun Jalan Tol
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News