"Di 2021 ada 17 kontrak riset baru sesuai dengan prioritas nasional," ujar Direktur Utama LPDP Andin Hadiyantokata dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi XI DPR RI, Rabu, 26 Januari 2022.
LPDP juga mendukung Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk pelaksanaan riset prioritas nasional, terutama yang berkaitan dengan covid-19. Salah satu riset yang didanai ialah terkait alat tes covid-19 GeNose.
LPDP juga mendanai riset untuk mobil listrik buatan dalam negeri yang nantinya akan digunakan untuk mengantar dan jemput tamu perhelatan G20 di Indonesia.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Adapun dari 17 kontrak riset baru yang didanai oleh LPDP, sebanyak 11 riset menggunakan skema invitasi dengan total pendanaan Rp78,72 miliar dan satu kontrak riset menggunakan skema kolaborasi internasional yang didanai sebesar Rp38,32 miliar.
Kemudian, satu kontrak riset merupakan riset kompetisi senilai Rp902,49 juta dan empat riset mandatori dengan pendanaan Rp163,5 miliar.
Sejak 2013, LPDP telah mendanai 1.668 riset yang sebagian besar pendanaan dan pengelolaannya dikolaborasikan dengan Kemendikbud Ristek dan BRIN. Untuk jumlah tersebut, dana yang telah dikeluarkan oleh pemerintah mencapai Rp1,3 triliun.
"Yang sudah selesai 90 proyek dan yang lain (1.578 penelitian) masih on going. Kebanyakan riset multiyears dari 2-4 tahun," pungkasnya.