"Situasi covid-19 domestik yang membaik dan penyelenggaraan vaksinasi yang lebih cepat akan memungkinkan pembukaan kembali ekonomi lebih lanjut, meskipun risiko varian baru dapat memperlambat pemulihan," ungkap Aldian, dilansir dari Antara, Jumat, 14 Januari 2022.
Namun, beberapa sektor mungkin tertinggal dalam pemulihan, misalnya sektor terkait pariwisata lantaran tetap terpengaruh oleh pembatasan mobilitas lintas batas negara yang dirancang untuk mencegah penyebaran varian virus baru.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dengan demikian, dirinya memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan meningkat menjadi 4,8 persen pada 2022, dari 3,6 persen pada 2021, dan meningkat menjadi 5,1 persen di 2023.
Kemudian nilai tukar rupiah diprediksikan akan menguat terhadap dolar AS menjadi Rp14 ribu pada akhir triwulan I-2022, sebelum mencapai Rp14.500 pada akhir 2022, yang disebabkan oleh keseimbangan eksternal yang membaik, harga komoditas global yang tinggi, dan kebijakan moneter yang berhati-hati.
Selain itu, ekspor Indonesia diperkirakan akan meningkat 7,3 persen pada 2022, yang didukung oleh produksi mineral olahan yang lebih tinggi dan permintaan komoditas yang kuat.
Sementara itu, Aldian memproyeksikan impor tumbuh sebesar 17 persen pada 2022, sedangkan inflasi akan berada pada level rata-rata sebesar tiga persen pada tahun ini, sehingga masih dalam target dua persen sampai empat persen dari Bank Indonesia.
Membaiknya prospek ekonomi bersama dengan reformasi struktural dan peraturan yang sedang berlangsung akan dapat mendukung investasi sektor swasta. Pertumbuhan investasi langsung yang positif 1,6 persen pada 2020 dan 8,4 persen pada sembilan bulan pertama 2021 meskipun pandemi tengah berlangsung menunjukkan persepsi investor terhadap Indonesia tetap positif.