Direktur Utama MAS Simon Hendiawan, mengatakan, dana ini akan digunakan sebagai modal kerja. "Terutama untuk pembelian persediaan dalam mendukung rencana ekspansi perusahaan membuka gerai pemasaran di sejumlah kota di Indonesia," kata Simon kepada wartawan, Senin, 24 Januari 2022.
Selain itu, tambah dia, pihaknya juga akan menyediakan produk baru di antaranya full range mur dan baut yang terbuat dari stainless steel, socket cap screw, serta hand tools.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Adanya produk baru ini, tutur Simon, kegiatan usaha perseroan diharapkan dapat menjadi lebih berkembang, serta dapat menyediakan produk-produk mur dan baut dengan jenis yang lebih variatif kepada pelanggan-pelanggan dalam rangka pengembangan usaha.
Baca juga: Dongkrak Daya Saing, Mitra Angkasa Sejahtera Berencana IPO
Menurut Simon, hingga saat ini permintaan (demand) baut di Indonesia masih lebih tinggi dari pasokan. Kebutuhan baut dewasa ini sangat bisa ditemui di hampir segala bidang. Karena itu, membuat baut dan mur menjadi salah satu investasi bisnis yang sangat menjanjikan dalam menopang pembangunan infrastruktur Indonesia bahkan di seluruh dunia.
"Permintaan lebih tinggi dari pada pasokan. Itu berarti potensi bisnisnya bagus sekali. Kami saja sampai saat ini kewalahan memenuhi permintaan pasar karena tingginya kebutuhan," ujar Simon.
Adapun sisa dana IPO MAS sekitar enam persen akan dialokasikan untuk pembayaran utang usaha kepada pemasok, yaitu NA Fasteners Pte Ltd yang juga salah satu pemegang saham perseroan. Dalam pelaksanaan aksi korporasi tersebut perseroan melepas 1,45 miliar saham baru atau setara 30,21 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Perseroan berencana mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir Januari 2022. Emiten berkode saham BAUT ini menetapkan harga penawaran umum saham senilai Rp100 per lembar dengan target raihan dana IPO mencapai sekitar Rp145 miliar. Bertindak sebagai penjamin emisi efek ialah PT UOB Kay Hian Sekuritas.