Ilustrasi kendaraan listrik. Foto: AFP.
Ilustrasi kendaraan listrik. Foto: AFP.

Emiten VKTR Bidik Peningkatan Penjualan Kendaraan Listrik

Ade Hapsari Lestarini • 29 April 2024 21:56
Jakarta: Emiten PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) fokus pada peningkatan margin yang didorong utamanya oleh pengendalian biaya di segmen bisnis manufaktur suku cadang dan penjualan electric vehicle (EV) atau kendaraan listrik setelah sebelumnya nihil di kuartal I-2023.
 
Laporan keuangan konsolidasi perusahaan mencatat pendapatan bersih sebesar Rp205 miliar selama kuartal I-2024 atau turun dari Rp292 miliar pada kuartal I-2023. Penurunan pendapatan utamanya disebabkan oleh penurunan penjualan dari bisnis manufaktur suku cadang, seiring dengan penurunan penjualan kendaraan nasional di kuartal tersebut.
 
Di sisi lain, VKTR mencatat adanya penjualan di segmen penjualan EV pada kuartal I-2024, berbeda dengan periode kuartal I-2023 yang masih nihil. Dari sisi neraca, tidak terjadi banyak perubahan. Total aset mengalami peningkatan sebesar 0,5 persen menjadi Rp1,677 triliun dari Rp1,668 triliun. Sementara itu, total kewajiban mengalami penurunan sebesar tiga persen menjadi Rp505 miliar pada kuartal I-2024 dari Rp520 miliar di sepanjang 2023.

Sementara itu, margin laba kotor konsolidasi Perusahaan pada kuartal I-2024 mengalami kenaikan menjadi 26,1 persen dari 19,1 persen pada kuartal I-2023. Sementara margin EBITDA perusahaan mengalami kenaikan menjadi 15,7 persen pada kuartal I-2024 dari 11,9 persen pada kuartal I-2023. Peningkatan margin terutama disebabkan oleh pengendalian biaya pada bisnis manufaktur suku cadang mobil yang dipimpin oleh penurunan HPP (Harga Pokok Penjualan).
 
Sedangkan dari segmen penjualan EV, di sepanjang kuartal I-2024, perusahaan semakin menguatkan ekspansi portofolio klien B2B (Business to Business) yang memiliki visi ke arah keberlanjutan yang semula hanya B2G (Business to Government). Hal ini tercermin dari kelanjutan penjualan bus listrik kepada perusahaan swasta sepanjang kuartal tahun ini.
 
 
Baca juga: Ekosistem Kendaraan Listrik di Jakarta Terus 'Menjamur'
 

Strategi mendorong penjualan kendaraan listrik di Indonesia


Beberapa kerja sama telah dijajaki oleh perusahaan pada kuartal I-2024 untuk mendorong adopsi dan penjualan EV di Indonesia, seperti pembangunan JV (Joint Venture) dengan salah satu perusahaan distributor kendaraan terkemuka di Indonesia untuk memaksimalkan kanal penjualan, serta menandatangani kerja sama strategis dengan salah satu BUMN terbesar di Indonesia untuk solusi green financing melalui skema e-MaaS (electric-Mobility as a Service).
 
"Beberapa hal menjadi faktor penurunan penjualan kami, sejalan dengan penurunan di industri automotif nasional, seperti pemilihan umum presiden yang terjadi pada kuartal I-2024 yang menyebabkan banyak pihak melakukan wait and see approach. Selain itu, ketidakpastian kondisi makro global di tengah memanasnya kondisi geopolitik di Timur Tengah yang berdampak pada pelemahan rupiah menyebabkan melemahnya daya beli konsumen," ungkap Direktur Utama VKTR, Gilarsi W. Setijono, dalam keterangan tertulis, Senin, 29 April 2024.
 
Namun, lanjut dia, di tengah kondisi eksternal yang menantang, segmen manufaktur suku cadang mampu mendorong peningkatan marjin berkat pengendalian keuangan yang baik. Dari segi EV, perseroan tetap konsisten untuk menyelesaikan progres pembangunan Fasilitas Kendaraan Listrik Komersial Berbasis CKD (Completely Knock Down) pertama di Indonesia di Magelang agar berjalan sesuai dengan rencana pembangunan yang ditargetkan selesai pada September 2024.
 
"Menjadi pionir di dalam segmen EV Komersial di Indonesia memang penuh dengan tantangan. Oleh sebab itu, VKTR terus berupaya untuk memberikan solusi permasalahan industri EV dari segi manufaktur hingga pembiayaan untuk mengakselerasi adopsi EV di Indonesia. Fokus VKTR saat ini adalah memastikan progres pembangunan Fasilitas CKD kami di Magelang berjalan tepat waktu. Fasilitas ini akan menjadi pusat perakitan kendaraan listrik komersial dengan TKDN minimal 40 persen, sehingga memberikan dampak pada keterjangkauan harga untuk konsumen, dan peningkatan margin untuk perusahaan," jelas Gilarsi.
 
Perusahaan terus mendukung pihak yang ingin merealisasikan target Net Zero Emissions mereka. Dari total 60 bus VKTR yang telah beroperasi dengan jarak tempuh 5.432.358 km (per 15 April 2024), estimasi internal perseroan terhadap jumlah karbon yang berhasil dikurangi sebanyak 5.200 ton CO2 (dengan asumsi faktor konversi 2,68 kg CO2  per liter, dan konsumsi solar 2,8 km per liter).
 
Adapun untuk menyerap CO2 sebesar 5.200 ton, dibutuhkan sekitar 5.627 hektare vegetasi untuk menyerap 5.200 ton CO2, atau setara dengan 237 ribu pohon yang harus ditanam untuk menyerap emisi CO2 tersebut (asumsi satu pohon dewasa menyerap 22 kg CO2 selama 20 tahun).
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan