Laredo: Ketika genderang perang perdagangan semakin keras, sekelompok pemimpin bisnis dan eksekutif bertemu di kota perbatasan Texas yang berdebu. Pertemuan dilakukan untuk membahas perdagangan internasional dan arah masa depan lantaran Amerika Serikat dari waktu ke waktu semakin bertentangan dengan sejumlah negara.
Simposium Logistik & Manufaktur tahunan Amerika Utara selama dua hari ditutup di Laredo, sebuah kota yang dibangun di sepanjang Sungai Rio Grande, sebuah perairan sempit namun panjangnya hampir 2.000 mil dan merupakan bagian dari perbatasan yang memisahkan antara Amerika Serikat dan Meksiko.
Mengutip Xinhua, Sabtu, 22 September 2018, sebuah kota metropolitan yang luas dengan jumlah penduduknya sekitar 250 ribu orang di mana Laredo hampir tidak dikenal sebagai tujuan konvensi yang diinginkan, tetapi karena lokasinya itu bisa menjadi kunci medan pertempuran dalam hal ketegangan perdagangan.
Lebih dari USD557 miliar dalam impor dan ekspor melewati kota tersebut pada 2017, menurut Laredo Economic Development Corporation. Meksiko adalah mitra dagang teratas dari semua barang itu, dan Tiongkok adalah yang negara mitra kedua.
Amerika Serikat masih berada di pusaran sengketa perdagangan dengan sejumlah negara. AS juga tetap pada posisi mengancam membatalkan perjanjian Perdagangan Amerika Utara atau NAFTA yang merupakan pengaturan perdagangan antara Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada yang telah berlaku sejak 1994.
Eric Miller, yang mengepalai Rideau Potomac Strategy Group, sebuah perusahaan konsultan lintas batas yang memberi saran kepada klien tentang urusan pemerintah, masalah perdagangan, teknologi, dan perkembangan geopolitik mendesak negosiator untuk menyelesaikan persoalan NAFTA dengan perjanjian trilateral.
"Anda mendapatkan manfaat tambahan dari memiliki perjanjian trilateral yang tidak dapat Anda peroleh dari perjanjian bilateral," kata Miller.
Meski tarif AS yang pertama hanya menargetkan beberapa negara pada Juli silam, namun AS kemudian memperluas cakupan ke Kanada dan Meksiko. Adapun Kanada menanggapi dengan memberlakukan tarif yang sama pada 1 Juli. Tentu kebijakan tersebut menimbulkan persoalan karena AS tidak menerima langkah dari Kanada.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id