Negara-negara Teluk yang kaya telah meluncurkan inisiatif untuk mendorong pertumbuhan non-minyak dan mengurangi ketergantungan pada minyak mentah karena juru kampanye perubahan iklim dan volatilitas harga minyak telah menekan keuangan pemerintah.
Mengutip Channel News Asia, Rabu, 2 Februari 2022, Kerajaan Arab Saudi telah mengumumkan akan mengucurkan ratusan miliar dolar untuk transformasi ekonomi, yang dikenal sebagai Visi 2030, yang dipimpin oleh penguasa de facto Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Investasi yang diumumkan termasuk usaha patungan senilai USD2 miliar antara eWTP Arabia Capital, dana yang didukung oleh dana kekayaan negara Arab Saudi, Dana Investasi Publik (PIF) dan Alibaba, dan Grup J&T Express China," kata Abdullah Alswaha.
Raksasa minyak Saudi Aramco akan menyuntikkan, melalui dananya Prosperity7 Ventures, USD1 miliar untuk membantu pengusaha di seluruh dunia membangun startup transformatif, sementara Saudi Telecom Co (STC) akan menginvestasikan USD1 miliar dalam infrastruktur kabel bawah laut dan pusat data.
"Saat ini, pasar teknologi dan digital di kerajaan itu sekitar USD40 miliar yang merupakan yang terbesar sejauh ini di kawasan ini. Kami sangat bangga dengan pertumbuhan yang telah kami lihat di kawasan ini, khususnya di area sekitar e-commerce, game, konten digital, dan cloud," kata Alswaha.
Alswaha, yang berbicara di sela-sela LEAP, sebuah platform teknologi internasional yang berlangsung di Riyadh, mengatakan inisiatif Armaco Prosperity7 akan fokus pada teknologi hijau. Sementara usaha patungan perusahaan logistik J&T Express Group akan membangun hub cerdas untuk kawasan yang akan meningkatkan efisiensi hingga 100 persen.
"Kami memproyeksikan selama delapan tahun ke depan, minimal 100 ribu hingga 250 ribu pekerjaan, yang secara efektif berarti menggandakan jumlah pembuat kode yang kami miliki saat ini, dalam beberapa kasus akan tiga kali lipat (jumlah)," pungkasnya.