Karya mereka dinilai lewat program Young Changemakers Social Enterprise (YCSE) Academy 2.0. Tema yang diangkat pada program ini yakni Female socio-techpreneur.
Tema ini dimaksutkan untuk mengatasi ketidakseimbangan kesempatan antara pemimpin laki-laki dan perempuan karena kemajuan ekonomi yang bisa dicapai keduanya jika saling bekerja sama.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Jumlah finalis yang mendaftar adalah 216 tim. Dari 30 orang (10 tim) yang terpilih sudah melewati sejumlah rangkaian kegiatan. Mulai dari coaching class, di mana peserta mendapat kesempatan untuk belajar membangun tim yang tepat, memanfaatkan peluang penggunaan teknologi dalam bisnis, serta sejumlah materi bermanfaat lainnya dari Lemonilo, HARA, Tanihub, STOQO, dan Alpha JWC Ventures.
Finalis juga telah melewati sejumlah proses seleksi dari Campaign.com, Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, dan Alpha JWC Ventures, serta tahapan public voting.
10 tim yang terpilih ini dimulai dengan kegiatan bootcamp bersama Social Innovator Acceleration Program (SIAP) selama empat hari di Jakarta. Setelahnya memnunjukkan presentasi inovasi usaha sosial mereka di @america. Kegiatan presentasi ini disaksikan juri untuk kemudian memilih tiga tim terbaik.
"Kami ke sini memang pengen belajar mengenai impact mission, dan kami merasa materi yang diberikan tepat banget. Persis seperti apa yang kami butuhkan. Kami juga belum punya mentor, jadi ikut acara ini tuh senang banget," kata Kharolin Hilda Amazona dari tim Menganyam Pesisir.
"Saya senang sekali 10 tim di sini sangat berbeda. Biarpun isunya beda-beda, di sini kami justru menemukan kalau kami semua punya visi yang sama. Sama-sama mau berbuat baik dan bergerak bersama," jelas Lufthans Arstipendy dari tim Nichoa Chocolate.
Kegiatan presentasi ini ditutup dengan panel talkshow bertajuk Making an Impact Together! Women’s Lead in Tech and Sociopreneurship bersama Evan Fowler (Economic Officer, U.S. Embassy Jakarta), William Gondokusumo (CEO Campaign.com, Representative YCSE Academy 2.0), Erika Dianasari Go (Alpha JWC Ventures), Aghnia Banat (SIAP), Alivia Alfiarty (Bumi Kami, Participant of YCSE Academy 1.0).
Panel ini membahas peran perempuan bersaing kompetitif sebagai pelaku usaha sosial, serta bagaimana industri usaha sosial turut mendukung menciptakan kesempatan bagi perempuan.
Pada akhir penyelenggaraan, tiga tim terbaik diputuskan dalam program ini. Tim Kampung Marketer keluar sebagai pemenang utama program YCSE Academy 2.0 ini.
Kampung Marketer berhasil menjadi pemenang setelah mengungguli sembilan tim lain yang terpilih sebagai finalis program ini dengan inovasi mereka dalam mengurangi pengangguran, laju urbanisasi, dan menciptakan entrepreneur muda di desa. Kemenangan ini membuat mereka mendapatkan hadiah sebesar 25 juta rupiah.
"Pemenangnya dinilai berdasarkan performa tim, dan ketiga tim ini sebenarnya memiliki tingkat solidaritas yang sama kuat. Kejelasan konsep bisnis, dan tingkat impact yang dihasilkan. Beberapa tim memiliki impact yang lebih kuat.
Terakhir, adalah konektivitas permasalahan yang ada dengan solusi. Jadi pemenangnya ini bisa mengindikasikan permasalahan dan memberikan solusi yang tepat," kata salah satu juri, Rosalina Ramadhanni.
Pemenang kedua adalah tim Nichoa Chocolate. Nichoa Chocolate sendiri berinovasi memproduksi camilan cokelat yang sehat. Sumber cokelatnya sendiri didapatkan dari Kelompok Wanita Tani di Magelang, sehingga turut memberikan dukungan pada perempuan. Sebagai pemenang kedua, Nichoa Chocolate mendapatkan hadiah sebesar Rp15 juta.
Pemenang ketiga dalam program ini adalah Mooi Papua yang membuat produk kesehatan kulit dan tubuh. Produk tersebut dibuat menggunakan bahan alami tanah Papua dan dibuat oleh mama-mama Papua. Mooi Papua mendapatkan hadiah sebesar Rp10 juta.