"Kita sudah ada kontrak dengan Arab Saudi 100 ribu ton. Tetapi mungkin belum diperbolehkan karena dibarengi dengan pandemi," kata Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso dikutip dari Antara, Kamis, 25 Juni 2020.
Menurutnya, rencana ekspor beras tersebut membuktikan bahwa Indonesia mampu menjaga ketahanan pangan. Apalagi impor beras oleh Arab Saudi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan para Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal maupun melaksanakan ibadah Haji dan Umrah.
Sayangnya, pemerintah juga menunda keberangkatan haji pada tahun ini seiring kebijakan Arab Saudi terkait pembatasan ibadah haji dan umrah. Bulog pun terpaksa menunda rencana ekspor beras tersebut.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Adapun Bulog berencana mengekspor beras renceng kemasan 250 gram yang dijual dengan harga Rp15 ribu per kilogram.
"Dulu Arab Saudi untuk suplai kegiatan ibadah Haji masyarakat kita yang ada di sana. Jadi, iya ditunda," kata Buwas.
(Des)