"Sekarang ini Gapki Sumsel memiliki 74 anggota, padahal di provinsi ini terdapat sekitar 200 perusahaan perkebunan sawit," kata Ketua Gapki Sumsel, Alex Sugiarto di Palembang, dikutip dari Antara, Rabu, 16 September 2020.
Melihat masih banyaknya perusahaan di Sumsel yang belum menjadi anggota Gapki, pihaknya mengajak pemilik atau pengelola perusahaan perkebunan kelapa sawit untuk segera bergabung.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Jika semua perusahaan masuk ke Gapki, diharapkan dapat lebih banyak lagi yang bisa memberikan masukan dalam menghadapi berbagai permasalahan dan pengembangan industri sawit.
Industri kelapa sawit di Tanah Air sekarang ini mendapat banyak tekanan dari pesaing di pasar internasional.
Menghadapi tekanan tersebut, pihaknya berupaya menghadapinya dengan membangun komunikasi berbagai pihak terkait serta meningkatkan konsumsi dalam negeri.
Konsumsi minyak sawit mentah dan turunannya terus bergerak naik, dan diharapkan program pemerintah pemanfaatan sawit untuk biosolar 100 persen (B100) bisa berjalan baik sehingga konsumsi dalam negeri lebih besar lagi.
Sementara mengenai kegiatan industri sawit di Sumsel pada masa pandemi covid-19 sejak Maret 2020 hingga sekarang berjalan normal seperti biasanya.
Untuk mencegah penyebaran virus korona di lingkungan perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit, anggota Gapki telah menerapkan protokol kesehatan secara ketat mulai dari pintu gerbang.
"Siapapun yang masuk di kawasan kebun dan pabrik wajib menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak fisik," ujar Alex.
(SAW)