Dalam memenuhi kebutuhan gas bumi yang sesuai di seluruh segmen, PT PGN Tbk melakukan pertemuan dengan beberapa asosiasi seperti FIPGB, ASAKI, APOLIN, APGI, Apindo Sumut, Inaplas, IRGMA, Aplindo, APSyFI, dan APKLP.
Pertemuan itu membicarakan industri terkait kondisi keterbatasan pasokan pipa, solusi pemenuhan demand ke depan, menyatukan pemahaman kedua belah pihak dalam mendukung upaya menjaga pertumbuhan dan daya saing industri, penyaluran gas bumi nasional dan kinerja perekonomian nasional.
Direktur Sales dan Operasi PGN, Ratih Esti Prihatini mengatakan, PGN selalu berupaya optimal dalam melayani pelanggan, meskipun dalam kondisi operasi baik pasokan dan operasional infrastruktur terdapat kondisi planned (turn around atau operation maintenance regularly) dan uplaned shutdown.
Seperti diketahui disisi operasional hulu, operasi lapangan migas di sisi hulu dibutuhkan kegiatan maintenance yang memerlukan waktu tertentu maka PGN juga terdapat masa maintenance untuk menjaga reliabilitas dan layanan yang handal juga safety.
"Dengan kondisi lapangan migas yang mengalami penurunan, PGN terus mengupayakan solusi untuk penyaluran gas ke pelanggan. Kami ingin usaha pelanggan harus tetap sustain, maka kami harus mengkomunikasikan kondisi riil ini kepada pelanggan untuk bersama-sama dalam satu perahu mencari solusi terbaik, win-win solution bagi kedua belah pihak,” ujar Ratih, dalam keterangan tertulis, Jumat, 29 Maret 2024.
Berdasarkan survei pelanggan, sekitar 72 persen pelanggan merupakan pelanggan tipe single fuel yang menggunakan gas bumi sebagai bahan bakar penggerak operasi mesin industri.
Baca juga: LNG Jadi Andalan Pemanfaatan Gas Bumi untuk Industri |
Alternatif tambahan pasokan gas
PGN mengupayakan untuk mendatangkan pasokan dari berbagai sumber lain seperti LNG dalam jangka pendek maupun panjang. Pasokan gas dari LNG dinilai tepat mengingat kondisi natural decline dari sumber pasokan gas pipa konvensional.Alternatif tambahan pasokan gas itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan saat ini, khususnya di wilayah Sumatera Bagian Utara, Tengah, dan Selatan, Lampung serta Jawa Bagian Barat.
“Memang, penyaluran LNG sampai dengan disalurkan ke pelanggan membutuhkan rantai penyaluran yang lebih panjang dibandingkan dengan rantai penyaluran gas pipa. Hal ini karena adanya proses tambahan berupa pendinginan, transportasi, penyimpanan, dan regasifikasi,” jelas Ratih.
Meski memberi opsi penggunaan LNG, Ratih menambahkan, pihaknya tetap menyediakan opsi solusi dalam kondisi decline pasokan gas pipa.
PGN akan tetap memprioritaskan dan mempertimbangkan pemanfaatan gas pipa mengingat kebutuhan pelanggan untuk memperoleh harga yang lebih kompetitif.
"Kami tetap akan mengoptimalkan pemanfaatan pasokan gas pipa yang tersedia dari masing-masing pemasok gas dan kekurangannya akan kami tawarkan pasokan gas LNG untuk menjadi solusi pemenuhan kebutuhan gas dari industri saat ini,” ujar Ratih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News