"Perdagangan merupakan salah satu kunci pertumbuhan ekonomi bagi Indonesia. Sektor perdagangan harus terus bergerak," ujar Agus, dalam keterangan resminya, Kamis, 3 September 2020.
Sejalan dengan itu Kementerian Perdagangan (Kemendag) juga memberikan kesempatan akses pemasaran daring bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bekerja sama dengan platform e-commerce.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Adapun UMKM Indonesia yang memanfaatkan e-commerce berpotensi meningkatkan kinerja perdagangan Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 61 persen dari total PDB pada 2018. Sedangkan nilai ekspor nonmigas UMKM mencapai Rp293,84 triliun atau 14,37 persen dari total ekspor nonmigas nasional.
"UMKM merupakan rumah bagi 64 juta usaha yang menyerap 120 juta tenaga kerja. Ke depan, pendorong perekonomian Indonesia adalah teknologi, dan pandemi covid-19 mengakibatkan percepatan penggunaan teknologi terutama e-commerce dalam menjaga roda ekonomi tetap bergerak," tuturnya.
Oleh karena itu diperlukan dukungan berbagai pihak dalam pengembangan e-commerce. Dukungan tersebut di antaranya meningkatkan kompetensi sumber daya manusia, meningkatkan daya saing produk dalam negeri, memberikan fasilitas promosi, mendorong penggunaan perdagangan melalui sistem elektronik melalui pelatihan bagi pelaku UMKM maupun melalui fasilitator.
"Juga perlu sinergi kolaborasi kementerian lembaga, asosiasi, komunitas, serta menyiapkan basis data UMKM," kata Mendag.
Pada 2020, sebanyak 1.654 pelaku UMKM telah mengikuti pelatihan dan jumlahnya akan terus meningkat. Kemendag juga melakukan pengawasan atas perdagangan melalui sistem elektronik berdasarkan aduan atau laporan masyarakat.
Berdasarkan data BPS, kinerja sektor informasi dan komunikasi tumbuh positif sebesar 10,35 persen di kuartal kedua 2020. Sementara, jumlah pengguna internet di Tanah Air mencapai 143 juta jiwa atau 64 persen dari total polusi.
(AHL)