Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan kelompok makanan minuman dan tembakau tercatat mengalami inflasi 0,86 persen di November 2020. Kelompok ini memberi andil paling besar terhadap inflasi yaitu 0,22 persen.
"Ini contohnya daging ayam dengan andil 0,08 persen, telur ayam ras, cabai merah, dan bawang merah," kata dia dalam video conference di Jakarta, Selasa, 1 Desember 2020.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Sementara itu, beberapa komoditas tercatat mengalami penurunan harga pada November 2020 yaitu, emas perhiasan, beras dan daging sapi. Penurunan harga emas memberi andil minus 0,02 persen, sedangkan beras dan daging sapi masing-masing minus 0,01 persen.
Dari 11 kelompok pengeluaran, hanya kelompok perumahan air listrik dan bahan bakar rumah tangga yang mengalami deflasi sebesar 0,04 persen, serta perawatan pribadi dan jasa lainnya yang mencatat deflasi sebesar 0,23 persen.
Untuk kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan harga diantaranya adalah transportasi mengalami inflasi 0,30 persen, kesehatan inflasi 0,32 persen, pakaian dan alas kaki inflasi 0,14 persen, serta penyediaan makanan dan minuman/restoran inflasi 0,11 persen.
"Transportasi dengan andil 0,04 persen, di antaranya angkutan udara ini juga mengalami peningkatan. Kemudian kelompok kesehatan. Sementara beberapa kelompok komoditas mengalami penurunan harga atau deflasi," pungkas dia.
BPS sebelumnya mencatat inflasi sebesar 0,28 persen pada November 2020. Kemudian, inflasi secara tahun kalender atau year to date (ytd) adalah 1,23 persen, dan inflasi secara year on year (yoy) sebesar 1,59 persen.
(DEV)