Direktur Kerja sama Penanaman Modal Luar Negeri BKPM Fajar Usman mengatakan investasi langsung asing (foreign direct investment/FDI) ke Indonesia masih didominasi oleh negara-negara dari Asia. Apalagi beberapa investor global masuk ke Indonesia melalui perusahaan di Singapura, alias tidak langsung ke Indonesia.
"Ini yang kira harapkan melalui berbagai perjanjian yang kita lakukan akan mendorong FDI bisa langsung masuk dari negara mitra ke Indonesia," kata Fajar dalam webinar, Jumat, 27 November 2020.
Fajar menyebutkan sejak 2016 hingga kuartal ketiga 2020, realisasi investasi perusahaan asal negara EFTA ke Indonesia mencapai 1.495 proyek dengan jumlah tenaga kerja Indonesia sebanyak 21.173 orang.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dari keempat negara yang tergabung dalam EFTA, investasi dari Swiss merupakan yang terbesar year to date (hingga kuartal ketiga) mencapai USD121,19 juta, disusul oleh Norwegia yang sebesar USD6,94 juta. Sementara dua negara lainnya masih relatif sedikit.
Ia menambahkan adanya ratifikasi IE-CEPA akan menjadi pintu masuk untuk meningkatkan akses pasar di sektor perdagangan barang, jasa dan mendorong investasi Indonesia di pasar Eropa. Selain itu, sebagai diversifikasi tujuan ekspor dengan pengembangan pasar nontradisional.
Adapun cakupan dari IE-CEPA yakni sektor jasa maupun nonjasa. Indonesia menawarkan komitmen di 11 sektor jasa dengan 95 subsektor. Sementara untuk nonjasa terdapat sektor pertanian, perikanan, tambang, manufaktur, kelistrikan, gas, watter supply dan sebagainya dengan jumlah subsektor mencapai 182.
"Terkait dengan akses pasar ada beberapa komitmen terhadap beberapa sektor baik di jasa maupun nonjasa yg artinya di sektor-sektor tersebut, kita akan coba mempromosikan pada investor negara EFTA. Melalui IE-CEPA kita harapkan para pengusaha kita bisa mengembangka atau ekspansi usahanya ke luar Indonesia," jelas Fajar.
(Des)