Pertemuan dengan Sri Mulyani untuk menindaklanjuti diskusinya terkait para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif.
"Ada beberapa isu yang kami bahas dalam pertemuan ini. Pertama adalah berkaitan dengan peruntukan anggaran hibah di 2021 dan pinjaman lunak untuk pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif," kata Sandiaga Selasa, 12 Januari 2021.
Ia mengungkapkan dari hibah pariwisata di 2020, ada sekitar 70 persen anggaran yang terserap. Sisanya belum terealisasi karena ada keterbatasan regulasi dan waktu. Sandiaga berharap dana yang belum terserap tetap bisa digunakan untuk mendorong sektor pariwisata.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Harapan dari sektor Parekraf agar ini bisa dilanjutkan, diperluas, dan diperbanyak karena jutaan lapangan kerja di sektor ini hilang akibat pandemi covid-19, dan saatnya kita menciptakan kembali peluang usaha dan lapangan kerja tersebut," ungkapnya.
Kedua, rencana mengembangkan pariwisata berkelanjutan dan tidak tak hanya mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Pembiayaan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif tak melulu bergantung pada APBN, melainkan terbuka bagi pihak-pihak lain yang mendukung sektor pariwisata berbasis lingkungan hidup," jelas dia.
Selanjutnya, Sandiaga mendorong Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) agar mendorong sektor ekonomi kreatif terutama yang berada di daerah. Kemudian, ia berencana menggandeng PT Sarana Multi Infrastruktur untuk pembiayaan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
"Terakhir, ini sudah mendapat lampu hijau dari Ibu Sri Mulyani agar bisa membuka komunikasi dengan lembaga pembiayaan yang berada di bawah naungan Kemenkeu yaitu PT Sarana Multi Infrastruktur terkait kerjasama pembiayaan lainnya di sektor Parekraf tersebut," pungkasnya.
(Des)