"Kami tidak dapat menanggapi rumor yang beredar di pasar," kata Chief Corporate Affairs Nila Marita kepada Medcom.id, Kamis, 3 Desember 2020.
Nila pun menjelaskan pihaknya terus fokus pada bisnis perusahaan dan memastikan bisnis kuat di masa pandemi.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Beberapa layanan kami bahkan telah mencatatkan kontribusi margin positif," ucapnya.
Ia juga menambahkan, pihaknya akan memprioritaskan pertumbuhan yang berkelanjutan untuk memberikan layanan terbaik kepada pengguna dan mitra di seluruh tempat beroperasinya.
Setali tiga uang, pihak Grab pun memberikan pernyataan yang sama dengan Gojek.
"Kami tidak berkomentar mengenai spekulasi yang beredar di pasar," kata Juru Bicara Grab Indonesia, kepada Medcom.id.
Baca: Muncul Lagi Kabar Gojek dan Grab Bakal Merger
Sebelumnya, rumor mengenai proses merger atau penyatuan Gojek dan Grab kembali terdengar. Kabar terbaru menyebutkan proses penjajakan sudah semakin dekat.
Meskipun begitu, di Februari silam pihak Gojek pernah membantah rumor tersebut. Kabar terbaru tadi kembali datang dari pihak internal yang mengaku mengetahui rencana merger Grab dan Gojek.
Dikutip dari situs The Business Times, pihak yang dirahasiakan identitasnya menyebut proses merger terus dalam pembicaraan, dan beberapa hal terkait perbedaan sudah tinggal menunggu negosiasi.
Pihak investor dari masing-masing kedua perusahaan seperti SoftBank Group juga sudah dilibatkan. Informasi lainnya adalah dilaporkan pendiri Grab, Anthony Tan akan memimpin entitas baru hasil merger kedua perusahaan, tapi bisnis Gojek dan Grab akan bergabung tetap di bawah nama Gojek.
Gojek dan Grab dirumorkan tidak akan langsung melebur. Keduanya akan terpisah untuk sementara dan siap melebur saat go public atau penjualan saham perdananya ke publik.
(AHL)