Ilustrasi. Foto: MI/Panca Syurkani
Ilustrasi. Foto: MI/Panca Syurkani

PSBB dan Kenaikan Tarif Cukai Beri Pengaruh Signifikan pada Bisnis HM Sampoerna

Annisa ayu artanti • 27 Mei 2021 14:33
Jakarta: PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) mengakui pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tahun lalu dan kenaikan tarif cukai hasil tembakau telah mempengaruhi kinerja sepanjang 2020.
 
Presiden Direktur Sampoerna Mindaugas Trumpaitis mengatakan, PSBB membuat lingkungan pasar lebih menantang dan mempengaruhi permintaan domestik. Sementara kenaikan tarif cukai hasil tembakau secara rata-rata 24 persen mempengaruhi kenaikan harga jual eceran (HJE) sebesar 46 persen.
 
"Kondisi ekonomi yang menantang berakibat pada penurunan volume penjualan perseroan yang signifikan, mencapai 19,3 persen pada tahun 2020," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Kamis, 27 Mei 2021.

Ia menyebutkan, kedua faktor tersebut berdampak kinerja perseroan, yaitu membuat pendapatan bersih menjadi Rp92,4 triliun, dan laba bersih menjadi Rp8,6 triliun. Keduanya mengalami penurunan masing-masing sebesar 12,9 persen dan 37,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
 
Meski pandemi covid-19 memperburuk isu daya beli dan memberi dampak yang signifikan terhadap portofolio perusahaan, Mindaugas mengatakan, Sampoerna mampu mempertahankan pangsa pasar.
 
"Kami tetap mempertahankan kepemimpinan pasar dengan pangsa pasar sebesar 28,8 persen di 2020," ucapnya.
 
Dari kinerja tersebut, perseroan juga tercatat masih mampu membagikan dividen kepada pemegang saham sebesar Rp72,8 per saham.
 
Lebih lanjut, ia menuturkan, pada 2020 kinerja Sampoerna disokong oleh portofolio Sigaret Kretek Tangan (SKT) yang tumbuh sebesar 1,2 persen menjadi 7,2 persen. Portofolio ini termasuk di dalamnya Dji Sam Soe, Sampoerna Kretek, dan Sampoerna 234.
 
"Portofolio itu memperkukuh posisi kepemimpinan pasar Sampoerna di segmen SKT dengan pangsa pasar sebesar 37,7 persen pada tahun 2020," katanya.
 
Sementara untuk segmen sigaret kretek mesin dan sigaret putih mesin (SKM dan SPM) sejalan dengan data dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, peningkatan tarif cukai yang signifikan dan dampak ekonomi dari pandemi telah mengakselerasi peralihan pembelian ke produk yang memiliki pajak cukai lebih rendah (downtrading).
 
"Hal ini mempengaruhi produk segmen menengah/bawah kami seperti Dji Sam Soe Magnum Mild, Marlboro Filter Black, dan Sampoerna U," sebutnya.
 
Namun di sisi lain, Sampoerna mencatat peningkatan pada merek premium Sampoerna dan Sampoerna A. Keduanya mencatat pertumbuhan pangsa pasar sebesar 0,4 persen menjadi 11,8 persen pada 2020. Begitu juga untuk merek premium sigaret kretek mesin dengan tar tinggi Dji Sam Soe Magnum Filter yang juga mengalami peningkatan pangsa pasar 0,4 persen mencapai 1,9 persen pada 2020.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan