"Perdagangan, investasi, dan industri saat ini tengah menghadapi transisi ganda, yaitu digitalisasi serta kelestarian lingkungan dan iklim," katanya dikutip dalam keterangan tertulis, Kamis, 26 April 2022.
Ia meyakini aksi-aksi yang berkaitan dengan digitalisasi dan kelestarian lingkungan akan membantu pemulihan ekonomi yang lebih cepat dan infklusif.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Saya yakin kita harus melihat secara komprehensif tentang aksi pengembangan teknologi digital, menjaga lingkungan hidup, dan mengatasi perubahan iklim, ketimbang memisahkannya satu sama lain," ucapnya.
Menurutnya, transformasi digital telah berkontribusi pada ketahanan nilai global dan rantai pasokan, mengurangi biaya dalam perdagangan internasional dan memberdayakan perusahaan di berbagai skala untuk memasuki pasar global.
"Kebijakan fasilitasi perdagangan digital tetap menjadi kunci untuk mengimbangi peningkatan waktu dan biaya yang dikeluarkan perusahaan akibat gangguan rantai pasokan. Digitalisasi juga berkontribusi pada kelestarian lingkungan dan iklim dengan mengurangi emisi dan limbah CO2 secara signifikan," jelasnya.
Ia juga menegaskan komitmen Indonesia terhadap Perjanjian Paris dengan menjunjung tinggi prinsip kesetaraan dan tanggung jawab bersama tetapi berbeda dan kemampuan masing-masing (Common but Differentiated Responsibilities and Respective Capabilities/CBDR-RC).
"Sangat penting bahwa semua langkah untuk mencapai kontribusi yang ditentukan secara nasional (Nationally Determined Contribution/NDC) harus dilakukan dengan kejelasan, transparansi, akurasi, konsistensi, dan komparabilitas. Langkah-langkah ini tidak boleh menjadi hambatan bagi perdagangan, investasi, dan pengembangan industri," pungkasnya.