Hal ini terungkap dalam dokumen Minute of Meeting (MoM) Garuda bersama Citilink, yang dihadiri Asosiasi Pilot Citilink (APIC) dan Asosiasi Cabin Crew Citilink (ACCI) pada 1 September lalu.
"Lagi terus didiskusikan. Proses biasa kok," kata Irfan kepada Media Indonesia, dikutip Rabu, 17 November 2021.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dalam dokumen MoM yang diketahui Media Indonesia, disebutkan kedua perusahaan maskapai itu telah menyepakati suatu business plan yang merupakan bagian dari program restrukturisasi Garuda, yang tengah dirundung masalah finansial bisnis dengan utang sampai Rp138 triliun.
Irfan pun menuturkan, tidak mempermasalahkan jika ada pihak yang tidak menerima rencana pengalihan kru tersebut ke Citilink. "Biasa proses begini kan satu grup," ucap Dirut Garuda itu.
Dalam isi MoM itu juga disebutkan, manajemen PT Citilink Indonesia berharap jika pengalihan awak kru telah disepakati, mereka meminta diberikan kewenangan kembali melakukan pengangkatan yang tertunda.
"Harapan ada saling support antara PT Garuda Indonesia dan PT Citilink Indonesia terhadap kebijakan yang telah disepakati," tulis isi MoM tersebut.
Poin lainnya yang tertera dalam isi pertemuan itu adalah telah diputuskan bisnis PT Citilink Indonesia akan dibesarkan, sementara bisnis PT. Garuda Indonesia akan dikecilkan. Lalu, tertulis juga bahwa total pesawat yang akan beroperasi di PT Garuda Indonesia menjadi 66 pesawat. Semua pesanan Airbus telah dibatalkan dan diganti 20 pesawat A320 untuk PT Citilink Indonesia.