"Karena sensitif terhadap suhu, mayoritas vaksin disimpan pada suhu 2-8 derajat celcius termasuk vaksin covid-19. Sejak vaksin diproduksi sampai digunakan di rumah sakit dan puskesmas, transportasinya mesti terjamin suhunya. Tetapi, jangan khawatir. Kita sudah berpengalaman," tegas Dirga dalam keterangan resminya, Selasa, 24 November 2020.
Dirga sekaligus menyampaikan bahwa vaksin penting untuk mencegah penyakit menular. Kemampuan vaksin untuk membentuk kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit tertentu seperti covid-19, membuatnya menjadi alat yang paling efektif untuk mencegah penularan.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Setiap vaksin punya efektivitas yang berbeda-beda, dan vaksin pun tidak akan mendapat izin apabila efektivitasnya rendah. Untuk vaksin covid-19, WHO menetapkan efektivitas minimal mencapai 50 persen. Kita harapkan vaksin yang ada nanti efektivitasnya lebih tinggi dari angka yang ditetapkan WHO," ucap dia.
Menurutnya vaksin sebagai alat intervensi kesehatan masyarakat di saat pandemi sangat dibutuhkan. Pasalnya gejala terinfeksi covid-19 bisa sangat minim sehingga pasien tidak menyadari telah terinfeksi. Kondisi ini yang mengakibatkan banyaknya pasien covid-19 yang terlambat ditangani atau justru mendapat penanganan pada saat gejala dan kondisi yang memburuk.
"Ada banyak sekali gejala yang ditimbulkan dari covid-19, oleh karena itu selalu aware dengan apapun yang dirasakan oleh tubuh kita. Jangan sampai merasa sehat karena tidak demam. Padahal ada gejala terinfeksi covid-19 di luar demam," papar dia.
Dirga menjelaskan bahwa vaksin bersifat melatih sistem kekebalan tubuh agar mampu memproduksi antibodi. Vaksin juga memberikan perlindungan yang sifatnya spesifik. Oleh karena itu, banyak dokter dan ahli yang menyatakan bahwa vaksin efektif sebagai alat mencegah penularan covid-19.
Vaksin covid-19 menjadi harapan untuk menekan penyebaran pandemi. Masyarakat diminta untuk yakin, vaksin yang disiapkan aman dan efektif karena terlebih dahulu mendapat izin penggunaan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), setelah melalui berbagai proses penelitian yang panjang termasuk tahapan uji klinik yang memastikan keamanan dan keefektifannya.
"Kalau sudah ada izin (pemakaiannya), tidak usah ragu lagi. Apabila izinnya ada dan pemerintah meminta kita vaksinasi, segera kita kerjakan bersama. Sejauh ini dari hasil uji klinik terkait keamanan, tidak ada catatan efek samping yang serius mengenai keamanan vaksin ini," pungkas Dirga.
(Des)