Sebagian besar UMKM di Indonesia digerakkan perempuan. Meski begitu, masih terdapat sejumlah tantangan yang dihadapi perempuan dalam berbisnis, di antaranya peran dalam keluarga, stigma sosial, akses pelatihan kewirausahaan, dan akses permodalan.
baca juga: UMKM yang Dikelola Perempuan Berkontribusi USD135 Miliar pada 2025 |
"Mendorong partisipasi aktif perempuan dalam ekonomi akan mampu menaikkan pendapatan negara secara signifikan. Maka dari itu, saya menegaskan pemulihan ekonomi dalam menghadapi krisis akibat pandemi covid-19 yang memperhatikan pengarusutamaan gender dan pemberdayaan perempuan adalah sebuah keharusan, bukan pilihan," ujar Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, dalam keterangan resminya, Kamis, 22 September 2022.
"Kami Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sangat mengapresiasi hadirnya Tjufoo berkolaborasi dengan Stellar Women yang hari ini meluncurkan AKSI Perempuan. Kerja-kerja kolaborasi seperti inilah yang dapat mengantar langkah kaki perempuan Indonesia untuk lebih cepat meningkatkan potensinya dan mencapai ketahanan ekonomi," jelas dia.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Angela Tanoesoedibjo menegaskan peran perempuan yang sangat penting bagi perkembangan ekonomi nasional.
"Lebih dari 64 persen UMKM di Indonesia dikelola oleh perempuan dengan proyeksi kontribusi senilai USD135 miliar pada 2025. Sangat besar, namun masih banyak tantangan tersendiri bagi para pelaku usaha perempuan, khususnya dari akses permodalan," jelas dia.
Hanya 2,3 persen startup yang dipimpin oleh perempuan yang mendapatkan pendanaan. Oleh karenanya, sudah tepat sekali langkah program AKSI Perempuan pada hari ini, menunjukkan keberpihakan terhadap perempuan dengan peningkatan kapasitas dan kualitas.
Sementara itu, Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM RI, Siti Azizah, menekankan pentingnya menciptakan wirausaha-wirausaha baru yang inovatif dan berkelanjutan yang pada akhirnya dapat membuka lapangan kerja. Apalagi dari 64,2 juta UMKM, sekitar 99 persen adalah pengusaha mikro memberikan kontribusi terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) sebesar 61,07 persen, terhadap investasi sebesar 60,4 persen, dan terhadap ekspor sebesar 14,3 persen.
"Untuk itu AKSI perempuan diharapkan dapat membangun motivasi wirausaha perempuan, berupa aksi untuk berinovasi, berkreativitas, serta berkolaborasi dengan memanfaatkan teknologi digital dalam pengembangan usahanya. Sehingga, tentunya diharapkan para pengusaha wanita ini mampu berkontribusi terhadap perekonomian nasional," tutur Siti.
Meski data menunjukkan kontribusi perempuan terhadap perekonomian nasional signifikan, sambung Co-Founder & Chief Executive Officer Tjufoo, TJ Tham, perempuan masih membutuhkan dukungan untuk menghadapi sejumlah tantangan dalam menjalankan bisnis.
Berdasarkan hasil studi Smeru Research Institute, 82.3 persen UMKM milik perempuan mengeluhkan kekurangan modal sebagai hambatan di masa pandemi di tengah penjualan yang turun dan biaya produksi yang meningkat. Sementara itu, dua tantangan utama yang mereka hadapi adalah strategi bisnis yang perlu diubah (80,4 persen) dan operational cash flow yang terganggu (79,4 persen).
"Untuk itu, Tjufoo dan Stellar Women menghadirkan AKSI Perempuan sebagai wujud kepedulian dan upaya mendorong kesetaraan peluang dan kesempatan bagi womenpreneur dalam memperkuat fundamental bisnis mereka, membentuk skalabilitas yang jelas untuk mengukur peluang pasar, menentukan tujuan untuk proses identifikasi merek mereka, dan juga merancang strategi bisnis yang kuat untuk menjawab berbagai tantangan," jelas TJ.
Senada, Founder Stellar Women Samira Shihab menjelaskan AKSI Perempuan menyasar para womenpreneur untuk memimpin bisnis mereka ke level selanjutnya.
"Kami berharap program ini dapat lebih mengembangkan kewirausahaan perempuan yang membuka peluang lebih besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia dan menginspirasi banyak perempuan lainnya untuk mengambil langkah berani dalam dunia bisnis," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News