\ Evan Dimas, Kisruh, dan Cerminan Sepak Bola Indonesia yang Memudar
Evan Dimas Darmono (tengah) saat memperkuat timnas Indonesia di SEA Games 2015 (Foto: MI/AGUNG WIBOWO)
Evan Dimas Darmono (tengah) saat memperkuat timnas Indonesia di SEA Games 2015 (Foto: MI/AGUNG WIBOWO)

Evan Dimas, Kisruh, dan Cerminan Sepak Bola Indonesia yang Memudar

Bola liga indonesia
Hilman Haris • 11 Januari 2016 12:43
medcom.id, Jakarta: Seseorang berbicara tentang sepak bola dengan saya beberapa hari lalu. Topik utamanya soal Piala Eropa 2016. Pertanyaan pertama mengenai peta kekuatan tim yang berlaga di turnamen antarnegara-negara terbaik di Benua Biru. Lalu obrolan dilanjutkan ke soal bagaimana ciri khas permainan negara-negara peserta seperti Inggris, Italia, serta Spanyol. Dengan cepat pertanyaan itu saya jawab dengan lancar.
 
Lalu, pertanyaan sulit muncul. Ia bertanya seperti apa ciri khas permainan timnas Indonesia? Entah kenapa tiba-tiba lidah saya kelu. Rasanya sulit sekali menjawab pertanyaan itu. Terasa aneh karena seharusnya saya lebih tahu mengenai ciri khas permainan tim Merah Putih ketimbang Inggris, Spanyol, Italia, dll.
 
Setelah berpikir sejenak, saya akhirnya paham kenapa pertanyaan tersebut sulit untuk dijawab. Pada dasarnya, ciri khas permainan atau taktik di lapangan memang bukan menu utama soal persepakbolaan di Tanah Air. Di negeri ini, karut-marut organisasi lebih dominan dibanding prestasi tim nasional.
  Konflik berkepanjangan terjadi di PSSI yang merupakan induk sepak bola tertinggi di negeri ini dengan pemerintah yang diwakili Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) serta Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI). Imbasnya sudah terlihat di depan mata. Indonesia disanksi oleh FIFA. Gara-gara hukuman itu, timnas Indonesia tak bisa mengguratkan tinta emas di percaturan sepak bola internasional.
 
Anehnya, sanksi FIFA tidak membuat seluruh insan sepak bola di Indonesia introspeksi. Justru, sikap tak mau kalah di antara seluruh stakeholder makin menjadi. Terbaru, polemik muncul antara PT Liga Indonesia (LI) selaku operator kompetisi sepak bola profesional di Indonesia dengan BOPI.
 
Awal cerita, PT LI ngotot ingin menggelar Liga Indonesia 2016. Namun, keinginan itu mendapat penolakan dari BOPI. Mereka beralasan PT LI “membandel” lantaran tidak mau berkoordinasi dengan Tim Transisi Kemenpora.
 
Situasi ini membuat pemain gerah. Kabarnya, pemain akan boikot semua turnamen atau kompetisi sepak bola di Indonesia andai PT LI masih keras kepala enggan memenuhi syarat dari pemerintah untuk berkoordinasi dengan Tim Transisi.
 
Rasanya sangat lelah membahas semua persoalan itu. Lantaran problem tak kunjung usai, seolah kisruh menjadi gambaran wajah sepak bola nasional. Bahkan bisa jadi, karut-marut memang terjadi di berbagai sektor di negeri ini. Buktinya, gampang sekali ditemui kasus salah urus ataupun konflik di berbagai elemen di Indonesia.
 
Terasa menyedihkan karena faktanya pertikaian tidak hanya di level elite. Di akar rumput pun kerap dilanda pertengkaran dan kekacauan tentang berbagai hal. Bukti sahih adalah kerusuhan yang memakan korban jiwa jelang pertandingan Arema Cronus kontra Surabaya United di Piala Jenderal Sudirman beberapa waktu lalu.
 
Rasanya saya sudah lelah menceritakan polemik di persepakbolaan Indonesia. Bisa jadi, seluruh pencinta sepak bola di negeri ini juga sudah muak mendapati kenyataan pahit tersebut.
 
Beruntung, tak lama kemudian saya mendengar kabar baik dari Evan Dimas. Gelandang Surabaya United yang pernah menjadi andalan timnas Indonesia U-19. Kabarnya, ia akan menjalani trial bersama klub junior asal Spanyol, Espanyol B.
 
Berita soal Evan memang tidak sebesar ketika timnas Indonesia U-19 juara Piala AFF U-19 pada 2013. Tapi tetap saja kabar itu sudah menjadi modal penting untuk membangkitkan antusiasme publik terhadap sepak bola di Tanah Air.
 
Selanjutnya, tugas berat menanti Kemenpora, BOPI, PSSI, dan PT Liga. Jika mereka sudi menata persepakbolaan Indonesia, harusnya semua ego yang selama ini dimunculkan segera dikikis.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(HIL)
LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif