Tugas sebagai penerjemah sebetulnya sudah dilakukan Mourinho jauh sebelum Van Gaal tiba. Ia sudah berkarier di bidang itu sejak Bobby Robson melatih klub Portugal, Sporting Lisbon pada 1992.
Namun, kebersamaan dengan Van Gaal yang membuat karier Mourinho meroket. Sebab, Van Gaal menjadi orang pertama yang menyadari bahwa Mourinho punya bakat istimewa dalam meracik taktik. Tak heran, Van Gaal berani memberi Mourinho tugas untuk menangani tim muda Blaugrana pada dua dekade silam.

(Van Gaal dan Mourinho ketika bekerja sama di Barcelona)
Van Gaal merupakan guru buat Mourinho. Ia tak henti mencatat setiap wejangan yang diberikan sang mentor terkait sepak bola. Terutama mengenai pembinaan pesepak bola usia muda.
Kerja keras Mourinho berbuah hasil manis. Berkah pernah berkarier akademis di bidang studi sains olahraga dan mengikuti instruksi Van Gaal membuat Mourinho berhasil mengeluarkan potensi sejumlah pemain muda Barcelona. Legenda Blaugrana, Xavi Hernandez menjadi salah satu anak didik Mourinho kala itu.
"Mourinho sangat sempurna selama tiga tahun di Barca. Mereka mengatakan Mourinho hanya penerjemah. Itu omong kosong," ucap Xavi.
"Ia adalah orang yang amat mengerti filosofi permainan di Barcelona. Ia sangat dihormati oleh setiap pemain," tambah Xavi yang hengkang dari Barcelona setelah musim 2014--2015 berakhir.
HUBUNGAN MEMBURUK
Van Gaal pernah menjadi sosok yang disegani oleh Mourinho. Namun anehnya, 'kemesraan' itu mendadak hilang pada saat ini. Entah apa yang terjadi dengan keduanya setelah momen kebersamaan dua dekade silam.
Kini, Mourinho justru tak segan melontarkan kritik pedas kepada sang mentor. Salah satunya mengkritik kebijakan transfer Van Gaal selama menjadi manajer Manchester United dari 2014 hingga 2016.
Mourinho yang membesut MU sejak 2016 merasa Van Gaal telah melakukan kesalahan karena sudah menjual sederet pemain top. Kepergian Angel Di Maria, Javier 'Chicharito' Hernandez, dan Danny Welbeck disebut Mourinho sebagai buah kekeliruan Van Gaal. The Special One merasa Red Devils bisa saja tampil lebih trengginas pada musim ini andai ketiga pemain itu masih ada.

(Angel Di Maria pernah menjadi andalan Mourinho di Real Madrid)
"Saya datang saat klub sedang bersedih. MU menjual pemain banyak pemain bintang. Sesuatu yang tidak akan saya lakukan. Saya tidak akan pernah menjual Angel Di Maria, Javier Hernandez, dan Danny Welbeck. Tidak akan pernah!" tegas mantan manajer Chelsea tersebut.
"Ada jurang pemisah antara ekspektasi dan potensi yang ada di dalam tim. Kami belum siap untuk mendominasi setiap kompetisi. Skuat sekarang belum siap untuk memenangkan semuanya," tambah Mourinho.
Mourinho mungkin merasa kritik saja belum cukup. Agar rasa tidak suka makin terlihat, Mourinho lantas memperlakukan pemain yang dibeli Van Gaal secara kejam.
Setidaknya ada 10 pemain top yang didatangkan Van Gaal selama bertugas di MU. Dari ke-10 pemain itu, hanya ada satu pemain yang menjadi pemain inti di bawah arahan The Special One, yakni Ander Herrera. Mayoritas didepak ke klub lain. Sisanya, dipertahankan namun hanya dijadikan 'ban serep'.
Jika ditelisik, Mourinho juga beda pendapat dengan Van Gaal soal Herrera. Gelandang asal Spanyol itu ditugaskan sebagai gelandang serang dan box to box midfielder saat era Van Gaal. Faktanya, tugas itu tidak bisa dijalankan Herrera dengan baik.
Mourinho lantas merasa talenta Herrera telah dikebiri. Alhasil, mantan pelatih FC Porto itu mengubah posisi Herrera menjadi gelandang bertahan pada 2016--2017. Intuisi Mourinho ternyata benar. Herrera jitu dalam mengoper bola dan memotong serangan lawan dari lini kedua.
Setelah Herrera, Mourinho menjadikan kasus Luke Shaw sebagai bukti penegasan sudah tak sejalan dengan kebijakan transfer Van Gaal.
Fullback asal Inggris itu dipinang oleh Van Gaal tiga tahun lalu. Tak tanggung-tanggung, Van Gaal memaksa manajemen Red Devils mengeluarkan kocek hingga 32 juta Poundsterling (Rp533 miliar) untuk membelinya dari Southampton.
"Shaw bisa menjadi bek kiri andalan MU selama 10 tahun ke depan," puji Van Gaal kala itu.
Apa yang dilakukan Mourinho? Ia menolak untuk mengangguk tanda setuju. Bahkan, Mourinho merasa Shaw tidak lebih baik dari fullback dadakan MU, Ashley Young. Pesepak bola berusia 31 tahun itu sebetulnya berposisi winger. Namun, ia sering menempati pos bek kiri Red Devils pada musim ini.

(Shaw sudah tidak bermain untuk MU sejak Januari 2017. Ia juga tidak didaftarkan ke skuat cadangan ketika Red Devils melawan West Bromwich Albion, Sabtu 1 April)
"Sulit untuk menempatkan Shaw di bangku cadangan. Sebab, ia tidak bisa dibandingkan dengan Ashley Young, Matteo Darmian, atau Daley Blind," kata Mourinho.
"Saya tidak bisa mensejajarkan kinerja saat latihan, komitmen, fokus, dan ambisi Shaw dengan yang lainnya. Shaw benar-benar berada di belakang mereka," kritik Mourinho.
Ada peribahasa yang mengatakan 'Guru kencing berdiri, murid kencing berlari'. Faktanya, Mourinho tidak mau terjebak di peribahasa itu. Ia memang pernah berguru dan menjadikan Van Gaal sebagai panutan. Namun, ketika sang guru sudah melakukan kesalahan, Mourinho tak segan mengkritisi hingga mengeluarkan aura kebencian.
Pemain yang didatangkan Van Gaal selama menjadi manajer Manchester United
2015--2016
Anthony Martial
Morgan Schneiderlin
Memphis Depay
Matteo Darmian
Bastian Schweinsteiger
Sergio Romero
2014--2015
Angel Di maria
Luke Shaw
Ander Herrera
Marcos Rojo
Daley Blind
Falcao
Pemain yang dijual Van Gaal selama menjadi manajer Manchester United
2015--2016
Angel Di Maria
Javier Hernandez
Jonny Evans
Nani
Robin van Persie
Rafael
Angelo Henriquez
Reece James
Saidy Janko
Tom Cleverley
2014--2015
Danny Welbeck
Shinji Kagawa
Alexander Buttner
Wilfried Zaha
Bebe
Michael Keane
Patrice Evra
Nasib pemain yang didatangkan Van Gaal ke MU pada era Mourinho
Anthony Martial (Rotasi)
Morgan Schneiderlin (Dijual)
Memphis Depay (Dijual)
Matteo Darmian (Cadangan)
Bastian Schweinsteiger (Dijual)
Sergio Romero (Cadangan)
Luke Shaw (Cadangan)
Ander Herrera (Inti)
Marcos Rojo (Rotasi)
Daley Blind (Cadangan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(HIL)