\ Australia Juara Asia
Tim Nasional Australia sukses belajar dari kegagalan (Foto: Saeed Khan/AFP)
Tim Nasional Australia sukses belajar dari kegagalan (Foto: Saeed Khan/AFP)

Australia Juara Asia

Bola sepak bola
02 Februari 2015 19:30
Australia Juara Asia   Tuan rumah Australia berhasil mengangkat Piala Asia setelah menghentikan perlawanan Korea Selatan 2-1 di final. Pertarungan perebutan tim nasional terbaik Asia berlangsung ketat di mana kedua kesebelasan harus berjuang keras selama 120 menit sebelum bisa mengukuhkan diri sebagai juara.
 
Kemenangan Australia terasa manis karena sekaligus membalas kekalahan 0-1 dari Korea pada pertandingan penyisihan grup. Korea Selatan yang tampil dengan para pemain muda, menunjukkan penampilan yang gemilang dengan tidak terkalahkan dan tidak pernah kebobolan sampai pertandingan final.
 
Australia sangat serius untuk tampil di Piala Asia 2015. Itu bukan hanya karena mereka menjadi tuan rumah, tetapi mereka belajar dari kegagalan empat tahun lalu. Pada penampilan perdananya di ajang Piala Asia, Australia gagal menjadi juara setelah ditaklukkan "Tim Samurai" Jepang.
  Selama 15 bulan, pelatih Ange Postecoglou mempersiapkan tim yang praktis baru. Hanya tiga pemain lama yang dipertahankan yaitu Tim Cahill, Mark Bresciano, dan Matt McKay. Selebihnya adalah para pemain muda termasuk bintang muda berdarah Indonesia Massimo Luongo yang berusia 22 tahun.
 
Keseriusan juga diperlihatkan oleh Korea Selatan. Mereka mendatangkan bintang Piala Dunia 1986 Ulie Stielike dari Jerman. Stielike membuat perombakan drastis dari tim yang gagal di Piala Dunia 2014 Brasil.
 
Banyak orang mempertanyakan strategi Stielike ketika ia memilih pemain yang tidak pernah mendapat posisi utama "Pasukan Taegeuk". Namun ternyata para pemain muda menunjukkan semangat bertanding yang luar biasa dan mereka tidak mengenal rasa takut.
 
Para pemain Korea sempat membuat pendukung tuan rumah patah hati. Di saat-saat akhir menjelang Australia merayakan kemenangan, Korea mampu mencuri gol melalui kaki Son Heung-min di injury time untuk memaksa perpanjangan waktu. Tim Kangguru harus menunggu lagi 14 menit masa perpanjangan waktu sebelum bisa mengukuhkan kemenangan 2-1.
 
Pelajaran terpenting yang bisa kita petik dari ajang Piala Asia, pertama adalah kualitas sepak bola Asia yang semakin tinggi. Sepanjang kejuaraan tercetak 85 gol atau sekitar lima gol setiap dua pertandingan.
 
Kedua, untuk tampil di pertandingan yang semakin ketat persaingannya, dibutuhkan persiapan yang luar biasa. Siapa yang lengah, maka mereka akan tersingkir dari gelanggang. Lihat saja Arab Saudi, Iran, dan Jepang yang harus tersingkir sebelum semifinal.
 
Ketiga, kompetisi merupakan ajang untuk mengasah kemampuan teknik para pemain. Australia, Korea, Jepang, Iran bukan hanya menggulirkan kompetisi berkualitas di dalam negeri, tetapi mendorong para pemainnya untuk berlaga di kompetisi Eropa.
 
Inilah yang tentunya bisa menjadi bahan refleksi kita di Tanah Air. Ketika kita ingin membangun sepak bola yang bisa dibanggakan, maka bukan hanya sekadar melihat dari kulit luarnya saja. Kita harus mendalami persoalan yang terjadi pada sepak bola kita.
 
Di samping perbaikan terus menerus dari sisi organisasi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia, yang juga harus dipikirkan bagaimana membangun sistem kompetisi yang bisa mengasah kemampuan pemain dan juga pengelolaan Tim Nasional yang berorientasi kepada prestasi. Negara juga memiliki tanggung jawab yang tidak kalah pentingnya untuk menyediakan infrastruktur dasar.
 
Kita tahu bahwa pemain sepak bola berbakat di Indonesia tersebar mulai dari Medan, Bandung, Jakarta, Semarang, Surabaya, Makasar, dan Jayapura. Pertanyaannya, berapa banyak lapangan sepak bola yang tersedia di sentra-sentra sepak bola tersebut? Seperti apa stadion yang ada di kota-kota itu?
 
Jepang, Korea, Australia, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Iran bisa memiliki tim nasional yang kuat, karena negara menyediakan lapangan yang mencukupi bagi bakat-bakat muda untuk bisa bermain bola dengan baik. Pembangunan kota di negara ini jangan hanya megah dengan gedung-gedung tinggi, tetapi juga harus dilengkapi dengan ruang publik yang memungkinkan warganya memiliki badan yang sehat agar mereka memiliki pikiran yang sehat.
 
Sekarang bukan saatnya kita sekadar saling menyalahkan. Yang perlu dilakukan adalah berani menunjuk kesalahan yang ada pada diri kita dan selanjutnya secara bersama-sama memperbaiki kekurangan yang ada demi perbaikan sepak bola Indonesia.(Suryopratomo)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(RIZ)
LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif