Ketiganya tampil konsisten. City sukses menggebuk lawan-lawannya. Sunderland, Stoke City, dan West Ham United sudah merasakan kehebatan The Citizens di bawah arahan pelatih anyar Josep Guardiola.
Ya, kehadiran Guardiola seakan memberikan motivasi baru kepada para pemain. Meski bersikap tegas dengan regulasi yang ia terapkan, tetap saja para pemain bersedia mengikuti keinginan pelatih yang terkenal memberikan banyak gelar kepada Barcelona itu.
Seperti diketahui, baru tiba di City, Guardiola langsung fokus kepada berat badan pemain. Ia melarang keras para pemain mengonsumsi yang makanan yang mengandung banyak lemak. Bahkan, pemain sekaliber Samir Nasri harus berjuang untuk menurunkan berat badannya.
Namun, gaya keras Guardiola tetap disambut positif. Gelandang serang Raheem Sterling salah satu pemain yang senang dengan Guardiola.
"Dia (Guardiola) memiliki dampak yang besar. Bukan hanya untuk saya, tetapi pemain yang lain juga, seluruh tim," kata Sterling.
Sejauh ini, City sukses menjalankan instruksi pelatih dengan sempurna. The Citizens juga diuntungkan lantaran memiliki pemain nomor wahid di setiap lini. Hal itu tentu meringankan pekerjaan Guardiola untuk meracik strategi.
Jika dibandingkan dengan perjalanan City pada tiga pekan awal musim lalu, mirip-mirip. City langsung tancap gas sejak awal. Namun, pada pertengahan pekan, City tampil inkonsisten sehingga sampai akhir musim hanya duduk di posisi keempat.

Grafik pekan ketiga Man. City musim ini/Fusballdaten

Grafik Man. City sepanjang musim lalu/Fusballdaten
Selain City, Chelsea juga menorehkan catatan apik. Tim asuhan Antonio Conte itu tampil lebih percaya diri jika dibandingkan dengan musim lalu.
The Blues memulai musim dengan buruk pada kompetisi Liga Primer Inggris 2015 -- 2016. Mereka pada pekan pertama berada di posisi delapan. lalu, merosot ke peringkat 16. Bahkan, pada pekan kelima, Chelsea sempat bercokol di posisi 17.
Akan tetapi, dari pekan keenam sampai akhir, Chelsea mulai perlahan menanjak. Dan sampai akhirnya Chelsea terpaku di posisi 10 pada akhir musim.
Kini, Chelsea musim lalu berbeda dengan sekarang. Memang, secara komposisi skuat, Chelsea tidak terlalu aktif melakukan pembelian pemain di jendela transfer. Tercatat, ada enam pemain yang diboyong.
Namun, hanya dua pemain yang mengharuskan Chelsea merogoh kocek. Michy Batshuayi dan N'Golo Kante merupakan dua pemain anyar The Blues dengan harga cukup besar. Batshuayi direkrut dengan banderol sebesar 33,2 juta Poundsterling atau setara dengan Rp575 miliar. Sedangkan Kante didatangkan dari Leicester City dengan harga 30 juta Poundsterling (Rp520 miliar).
Perbedaan yang paling mencolok juga terasa di kursi pelatih. Pada musim lalu, Jose Mourinho dipercayakan oleh Roman Abramovich melatih Chelsea kembali. Namun, harapan Abramovich melihat Chelsea berprestasi harus pupus. Chelsea jeblok dan tidak bisa bersaing di papan atas.
Akan tetapi, asa untuk melihat Chelsea menggenggam trofi juara masih terbuka. Pasalnya, Chelsea tampil konsisten pada tiga pertandingan awal musim ini.

Grafik pekan ketiga Chelsea musim ini/Fusballdaten

Grafik Chelsea sepanjang musim lalu/Fusballdaten
Satu klub lagi yang tampil ciamik tiga pekan awal ialah Manchester United. Setan Merah yang tampil dengan wajah-wajah baru sukses membuat fan happy.
Para pemain United juga terlihat bersemangat dalam setiap pertandingan yang dilakoni. Dan tidak bisa dipungkiri juga, kehadiran empat pemain anyar memberikan pengaruh.
United mampu menggaet Eric Bailly (Villarreal), Zlatan Ibrahimovic (Paris Saint Germain), Henrikh Mkhitaryan (Borussia Dortmund), dan Paul Pogba (Juventus). Untuk nama terakhir, Setan Merah rela menggelontorkan dana sebesar 89 juta Poundsterling atau setara dengan Rp1,5 triliun. Transfer tersebut menjadi transfer pemain termahal sekolong langit.
Dan sudah tiga pekan berlalu, keempat pemain anyar itu cukup memberikan kontribusi. Khusus untuk Ibrahimovic, ia sudah mengoleksi tiga gol dan duduk sebagai top skorer sementara bersama striker Manchester City, Sergio Aguero.
Tidak lupa juga, manajemen United mendatangkan Mourinho yang sempat menganggur usai dipecat Chelsea. Kehadiran pelatih berjuluk The Special One dianggap bisa membawa perubahan mendasar bagi United setelah era Louis van Gaal.
Taktik Mourinho sejauh ini berjalan mulus tanpa hambatan. Formasi Mourinho yang lebih mengedepankan kemenangan perlahan mulai berubah. United bisa bermain menghibur dengan mengandalkan Ibra dan Wayne Rooney di lini depan. Belum lagi, ada pergerakan Pogba dan Mkhitaryan dari lini kedua. Tentu, komposisi skuat saat ini menjanjikan MU yang lebih matang.
Kendati demikian, United masih kalah dalam urusan produktivitas gol. City sudah mencetak sembilan gol dalam tiga pekan awal. Lalu, Chelsea sukses menorehkan tujuh gol. Sedangkan United baru melesakkan enam gol ke gawang lawan.
Peluang United untuk bersaing di papan atas masih ada. Bahkan, tidak menutup kemungkinan, United bisa juara andai bisa terus konsisten.

Grafik pekan ketiga Man. United/Fusballdaten

Grafik Man. United sepanjang musim lalu/Fusballdaten
Menarik disimak juga, statistik yang dihasilkan dari pekan ketiga Liga Primer Inggris musim ini.
Dari jumlah produktivitas gol, City masih mengungguli rival-rival yang lain. Mereka mampu menyarangkan sembilan gol ke gawang lawan. Disusul Chelsea (tujuh gol), Arsenal (enam gol), dan Man United (enam gol).
Lalu, tembakan ke arah gawang, Liverpool sudah melakukannya sebanyak 55 kali. Sedangkan Southampton (53 kali) dan Man United (52 kali).
Tampil sebagai tim yang paling sering melakukan tackle adalah Crystal Palace. Total, Palace melakukan 75 kali tackle sampai pekan ketiga ini.
.jpg)
Ilustrasi by Metrotvnews.com
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ASM)