Jakarta: Nama Matthijs De Ligt mungkin sudah tidak asing lagi bagi penggemar Ajax Amsterdam. Bahkan suporter Barcelona, Juventus, dan Manchester City mungkin juga tidak asing lagi dengan pemuda 19 tahun ini.
Namun, bagi mereka yang bukan penggemar Ajax, Barcelona, Juventus, atau Manchester City mungkin masih asing dengan nama bek timnas Belanda ini. De Ligt merupakan bek andalan Ajax Amsterdam yang menjabat sebagai wakil De Godenzonen.
Tapi apa yang membuat pemain asli akademi Ajax ini menjadi buruan klub besar Eropa semacam Barcelona, Juventus hingga Manchester City? Padahal tiga tim tersebut tidak kekurangan bek kelas dunia.
Melihat statistik De Ligt, mungkin orang awam akan heran, kenapa pemuda ini sangat digandrungi raksasa Eropa. Namun, kita harus ingat bahwa ia bermain di Ajax yang menerapkan penguasaan bola yang juga menjadi senjata andalan Barca, Juve, dan City di liga masing-masing.
Di Eredivise Belanda, Ajax rata-rata menguasai hampir 61 persen penguasaan bola. Jadi statistik bertahan pemain belakang tidak menonjol. Lagi pula, peran De Ligt adalah sebagai Ball Playing Defender.
Baca juga: Ketika Pogba Mengamuk di Ruang Ganti
De Ligt mencatatkan 1,3 tekel, 1,3 intersepsi, 3,5 sapuan, dan 3,2 duel udara sukses tiap pertandingan. Angka ini mirip dengan statistik Gerard Pique di Barcelona, Leonardo Bonucci di Juve, atau Vincent Kompany di City.
Yang terpenting adalah De Ligt mencatatkan 91 persen umpan akurat. Ia juga tidak sungkan melepas umpan panjang jika tim lawan menerapkan pressing ketat dengan 3,5 umpan panjang sukses tiap pertandingannya. Atribut-atribut inilah yang membuat Barca, Juve, dan City siap menggelontorkan dana besar untuk mendapatkan De Ligt.
Selain itu ia juga sangat tenang ketika menguasai bola, memiliki antisipasi yang bagus, dan yang paling penting adalah ia memiliki kemampuan untuk menjadi inisiator serangan dari lini belakang dengan menggiring bola atau melepas umpan akurat kepada rekan setim yang berdiri bebas.
Dan jika diperhatikan Pique, Bonucci, dan Kompanysudah berusia di atas 30 tahun. Wajar jika tiga tim di atas membutuhkan bek muda seperti De Ligt yang sudah tidak asing dengan skema permainan penguasaan bola dan memiliki atribut yang tepat untuk tim yang bermain dengan skema penguasaan bola.
Atribut-atribut ini adalah atribut yang dimiliki pemain belakang modern semacam Pique, Bonucci, dan Kompany. Sebagai tim yang mengandalkan penguasaan bola, Barcelona, Juventus, dan Manchester City memang membutuhkan bek seperti De Ligt.
Video: Wacana E-sport Masuk Kurikulum Perlu Kajian Matang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ASM)