\ Derby Madrid: Pertarungan Si Kaya Melawan Si Miskin
Perbedaan status ekonomi membuat rivalitas Madrid vs Atletico jadi tinggi.
Perbedaan status ekonomi membuat rivalitas Madrid vs Atletico jadi tinggi.

Derby Madrid: Pertarungan Si Kaya Melawan Si Miskin

Bola real madrid 2017--2018 atletico madrid 2017--2018 liga champions 2016--2017
Hilman Haris • 02 Mei 2017 15:04
medcom.id: Real Madrid dan Atletico Madrid berada di strata yang sama di La Liga Spanyol. Keduanya berada di divisi teratas dan selalu bersaing memperebutkan gelar juara. Namun, lain cerita jika bicara mengenai strata sosial kedua klub.
 
Tak seperti Atletico, Los Merengues dengan stadion kebanggaannya, Santiago Bernabeu, terlihat sebagai klub borjuis karena bermarkas di pusat bisnis Kota Madrid, Spanyol.
 
Atletico berbanding terbalik. Kandang Los Rojiblancos, Stadion Vicente Calderon, terletak di pinggiran selatan Kota Madrid. Lokasinya nampak sesak dan kurang elegan karena berada di sekitar perumahan warga.
  Status demografi suporter makin memperlihatkan kasta kedua tim. Atletico didukung oleh mayoritas kelas buruh. Status sosial mereka kontras dengan para pendukung Los Merengues yang didominasi kaum 'berduit'.
 
Perbedaan status ekonomi ini pula yang membuat rivalitas Madrid vs Atletico jadi tinggi. Suporter Atletico yang merasa sebagai orang asli Kota Madrid tak sudi melihat Los Merengues beserta suporter borjuis-nya menuai sukses. Sedangkan suporter Madrid yang merasa lebih 'tajir' tentu enggan dilecehkan para kelas pekerja ala suporter Los Rojiblancos.
 
Baca juga: Prediksi Real Madrid vs Atletico Madrid: Los Merengues Mengunci Kemenangan di Bernabeu
 
Sejauh ini, fan Madrid lebih sering tertawa di atas penderitaan sang rival. Faktanya, Los Rojiblancos lebih sering kalah dari Los Merengues di semua ajang. Dari 182 kali bertemu, Madrid menang 95 kali. Sedangkan Atletico hanya diberi 46 kesempatan memenangkan pertandingan. Sisanya, sebanyak 40 laga berakhir dengan hasil seri.
 
Rentetan kesuksesan itu menjadi bekal para pendukung Madrid untuk meledek Atletico. Sebuah kenyataan pahit yang harus ditelan oleh suporter hingga pemain Atletico hingga saat ini. Tak terkecuali sang striker, Fernando Torres.
 
“Hidup di bawah bayang-bayang Madrid sungguh berat. Selama bertahun-tahun, Madrid menjadi yang terbesar. Mereka adalah klub orang kaya di Spanyol. Sementara itu, kami adalah tim miskin. Klub kelas pekerja,” lirih Torres.
 
Meski begitu, Atletico tidak pernah minder. Madrid boleh mengagung-agungkan deretan kemenangan. Namun, pendukung Atletico percaya suporter Madrid tak punya loyalitas.
 
Suporter Atletico percaya hal itu menjadi pembeda besar atas kesakralan kedua tim. Sebagai bentuk sindiran kepada sang rival, suporter Atletico kerap menyerukan spanduk dengan kalimat “Atletico hingga saya mati, Madrid sampai kekalahan terakhir” saat Derby Madrid digelar.
 
Baca juga: Statistik Cristiano Ronaldo vs Atletico Madrid
 
Sindiran itu menyentil kebiasaan fan Madrid yang terlihat enggan mendukung klub kesayangan ketika kalah. Mereka seolah hanya mau bersorak saat Los Merengues meraih kemenangan.
 
Baca juga: Statistik Antoine Griezmann vs Real Madrid
 
Bentuk sindiran itu menjadi bumbu dalam rivalitas kedua tim. Alhasil, persaingan sengit antara Madrid dan Atletico bakal terus dinanti. Termasuk saat kedua tim bersua di semifinal Liga Champions musim ini.
 
Akankah Madrid beserta suporter borjuis-nya akan kembali tertawa di atas penderitaan sang rival? Atau justru giliran Atletico yang didukung kelas pekerja berpesta di Ibu Kota Spanyol? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.
 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(HIL)
LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif