.jpg)
Dua gol yang dipersembahkan Jeremy Mathieu dan Luis Suarez memaksa tim asuhan Ancelotti menelan pil pahit. Kekalahan ini membuat Real Madrid tertinggal empat poin dari Barca.
Memang masih ada 10 pertandingan yang harus dimainkan. Namun dengan grafik penampilan yang terus menurun, Ancelotti harus menemukan momentum untuk mengangkat kembali tim asuhannya.
Dalam sepak bola tidaklah mudah menemukan momentum itu. Apalagi Madrid bukan hanya harus memenangi 10 pertandingan yang tersisa, tetapi berharap Barca tersandung pada pertandingan yang masih tersisa.
Ibaratnya, kunci keberhasilan Madrid tidak hanya ada di tangan mereka sendiri, tetapi juga di tangan tim lain. Inilah yang tidak mudah karena penentuannya ada di tangan pihak lain.
Dalam kompetisi yang berjalan panjang memang dibutuhkan yang namanya konsistensi. Faktor penentunya bukan hanya sekadar teknis, tetapi juga faktor nonteknis seperti bioritme dan psikologis pemain.
Inilah yang sepertinya dihadapi Madrid. Mereka kehilangan konsistensi justru di saat-saat menentukan. Sebaliknya Barca yang sempat terseok di awal kompetisi justru menunjukkan grafik permainan yang terus meningkat.
Pelatih Luis Enrique sempat kesulitan untuk memimpin timnya. Barca sempat empat kali menelan kekalahan di antaranya dari klub papan bawah Real Valladolid dan Granada. Namun kemudian trio Lionel Messi-Neymar-Suarez menunjukkan kekompakannya dan menaklukkan lawan-lawan.
Madrid sebelum tampil di El Clasico justru terseok-seok. Mereka dipaksa menelan pil pahit oleh Valencia dan Athletic Bilbao serta hanya mampu bermain imbang 1-1 melawan Villareal.
Manchester United
Sulitnya menemukan momentum kebangkitan Manchester United. Setelah ditinggal Alex Ferguson dan babak belur saat ditangani David Moyes, pelatih asal Belanda Louis van Gaal membutuhkan waktu untuk menemukan bentuk permainan terbaik Setan Merah.
Sampai saat ini Van Gaal masih terus berupaya menemukan pola permainan yang paling cocok. Prestasi MU masih naik-turun dan belum konsisten seperti di masa jayanya.
Van Gaal sebenarnya berharap bisa mengembalikan kepercayaan diri anak asuhnya di ajang Piala FA. Namun di luar dugaan Wayne Rooney dan kawan-kawan dipaksa menelan pahit saat menjamu Arsenal di perempat final.
Kekalahan 1-2 membuat MU besar kemungkinan harus lagi-lagi puasa juara. Satu-satunya harapan yang masih tersisa adalah bertahan di empat besar Liga Inggris agar mereka mendapatkan tiket untuk bisa tampil di ajang Liga Champions musim depan.
Kemenangan 1-2 atas Liverpool di Anfield hari Minggu malam membuka harapan untuk bisa tampil di ajang Liga Eropa musim mendatang. Itulah yang diharapkan Van Gaal menjadi momentum bagi MU untuk kembali merajai Liga Inggris.
Pertarungan untuk menuju puncak keberhasilan sungguh menarik untuk diperhatikan. Bagaimana semua klub berusaha untuk menjadi yang terbaik dan itu hanya bisa dicapai dengan kesungguhan serta kerja keras dari semua pihak.
"No pain, no gain". Kita harus mau sakit apabila ingin mendapatkan yang terbaik. Sebab tidak ada yang gratis untuk menjadi tim terbaik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RIZ)