\ Apa Jadinya Jika Leicester Juara dan Tampil di Liga Champions?
Bek Leicester, Robert Huth (tengah) selebrasi usai cetak gol ke gawang Manchester City (ADRIAN DENNIS / AFP)
Bek Leicester, Robert Huth (tengah) selebrasi usai cetak gol ke gawang Manchester City (ADRIAN DENNIS / AFP)

Apa Jadinya Jika Leicester Juara dan Tampil di Liga Champions?

Bola liga inggris
Hilman Haris • 16 Februari 2016 11:37
Leicester City sudah 21 pekan menempati papan atas klasemen sementara Liga Primer Inggris 2015--2016. Hebatnya, sembilan pekan di antaranya sukses dilalui The Foxes dengan berada di puncak klasemen. Prestasi itu bagai sebuah sumplemen penambah gairah untuk Leicester. Buktinya, mereka jadi berapi-api untuk mengakhiri musim sebagai jawara.
 
Manajer The Foxes, Claudio Ranieri berusaha membuat skuatnya tetap menapak ke bumi pada awal musim. Manajer asal Italia itu berkali-kali merendah dengan menyebut Jamie Vardy dkk hanya beruntung bisa mencapai puncak klasemen ketika kompetisi memasuki pekan ke-13. Namun, Ranieri akhirnya tak kuasa untuk ikut bermimpi indah. Ia mulai beharap The Foxes bisa konsisten hingga akhir musim dan menjadi juara.
 
Optimisme Ranieri makin membuncah usai Leicester sukses membantai Manchester City dengan skor 3-1 pada pekan ke-25. Terlepas dari kekalahan 1-2 dari Arsenal pada pekan selanjutnya, Minggu 14 Februari, Ranieri tetap yakin skuat asuhannya bisa menjadi yang terbaik pada musim ini dan menjadi kontestan Liga Champions musim depan.
  Leicester punya kans meraih kesuksesan yang diimpikan Ranieri. Selain ditopang oleh juru taktik yang mumpuni, kualitas skuat Leicester cukup hebat dan tak kalah dibanding kepunyaan para klub besar seperti Manchester United, Manchester City, Arsenal, Chelsea, dan Liverpool.
 
Statistik hingga pertengahan kompetisi sudah menjadi bukti kehebatan Leicester. Mereka tercatat sebagai tim tersubur di Liga Primer Inggris hingga pekan ke-26. Torehan 48 gol milik The Foxes hanya bisa disamai oleh The Citizens sejauh ini. Pertahanan mereka juga kuat. Sejak awal musim, mereka baru kebobolan 29 gol. Jauh lebih baik dari Liverpool yang sudah dibobol 36 kali.
 
Rentetan catatan ciamik itu patut diapresiasi. Jika memang gelar juara musim ini berhasil direbut Leicester, harusnya publik tidak bersikap sinis dan mempertanyakan keberhasilan Vardy dkk.
 
Rasa khawatir bisa dialokasikan ke musim depan. Mungkin ada dua pertanyaan yang bakal mengiringi keberhasilan Leicester menjadi juara dan lolos ke Liga Champions 2016--2017. Bagaimana kans The Foxes di kompetisi elite di benua biru? Apakah mereka bisa membuat sepak bola Inggris bangga?
 
Dua pertanyaan itu layak ditanyakan. Bukan apa-apa. Kekuatan The Foxes bisa terkebiri pada musim depan. Sebab, mereka memiliki sederet pemain yang sudah mulai diintai oleh klub-klub besar Eropa. Riyad Mahrez kabarnya dibidik Barcelona. Robert Huth, Daniel Drinkwater, Marc Albroghton, dan Shinji Okazaki juga mulai digosipkan bakal digoda klub-klub papan atas Inggris.
 
Leicester punya potensi kehilangan pemain-pemain tersebut. Bagaimanapun, pemain-pemain itu juga punya mimpi bermain di Liga Champions bersama tim besar. Mahrez yang musim lalu tak dikenal banyak orang sudah pasti tergoda bermain bersama Lionel Messi, Luis Suarez, dan Neymar di Barcelona pada musim depan.
 
PENGARUHI MENTAL DAN FISIK
Liga Champions adalah kompetisi yang menuntut setiap pemain memiliki mental dan fisik baja. Itulah mengapa kompetisi itu disebut tempatnya para juara. Label seperti itu rasanya belum dimiliki pemain-pemain Leicester. Mereka tak terbiasa bermain tiga pertandingan dalam sepekan. Leicester bisa tampil impresif di Liga Primer Inggris karena kondisi fisik terus bugar lantaran punya waktu istirahat yang cukup.
 
"Selasa waktunya berlatih keras, Rabu istirahat. Pada hari Kamis kami menjalani lagi sesi latihan berat. Jumat persiapan pertandingan dan Sabtu kembali bertarung,” beber Ranieri.
 
Pola latihan seperti itu tidak bisa dilalui skuat Leicester jika bermain di Liga Champions. Saat tubuh butuh rehat, pemain The Foxes justru dipaksa kembali bergulat dengan jadwal Liga Champions.
 
Mental pemain The Foxes bisa terganggu ketika terus diforsir bekerja. Semangat juang mereka bukan tidak mungkin makin runtuh andai menelan kekalahan telak dari lawan-lawan besar di Liga Champions seperti Barcelona, Bayern Muenchen, Juventus, atau Real Madrid. Bahkan, pemain-pemain hebat yang bermain di klub sekelas AS Roma saja pernah mengalami trauma akibat tak kuasa menahan tekanan bermain di Liga Champions.
 
“Seluruh pemain AS Roma dilarang menyaksikan televisi atau membaca surat kabar usai kalah dari Manchester United. Pihak klub memberikan larangan karena tahu kabar dari media bisa membuat mental pemain tambah terpuruk,” ujar Francesco Totti usai Roma dibantai 1-7 oleh MU pada 2007.
 
Liga Champions Eropa salah satu kompetisi sepak bola tersulit di muka bumi. Sulit untuk bisa menjadi yang terbaik di ajang ini. Tak heran jika sepanjang sejarah tak banyak yang bisa memenangkan kompetisi tersebut.
 
Butuh dari sekadar skuat bagus untuk bisa menjadi yang terbaik Liga Champions. Skuat mentereng sekali pun bakal terhempas andai tak didukung dengan pengalaman bersaing dengan para jawara. Sejarah sudah membuktikan analisis itu. Tim dengan pengalaman minim di Liga Champions biasanya hanya bisa menembus hingga ke fase grup atau 16-besar.
 
Kini, satu-satunya yang bisa dilakukan pencinta Liga Primer Inggris adalah membiarkan Leicester mewujudkan mimpi menjadi juara 2015--2016. Setelah itu, mari sama-sama menyaksikan usaha mereka berjuang sekuat tenaga mengarungi Liga Primer Inggris serta Liga Champions 2016--2017. Jika tidak ada perbaikan, rasanya mereka bakal gagal total pada musim depan. Ketika saat itu tiba, silakan bagi fan MU dan Liverpool berkata, “Kalau tahu Leicester bakal terpuruk seperti ini, lebih baik tiket ke Liga Champions diserahkan ke klub kami.”
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(HIL)
LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif