\ Di Bayang Impian
Ilustrasi by medcom.id
Ilustrasi by medcom.id

Di Bayang Impian

Bola liga dunia
Arpan Rahman • 31 Maret 2020 10:16
KABAR buruk baru saja melanda dunia sepak bola Korea. Terakhir, berkompetisi di Ligue 2 Prancis bersama ESTAC Troyes, striker Suk Hyun Jun diketahui positif mengidap Covid-19 pada 13 Maret 2020 lalu.
 
Informasi menyedihkan ini lebih getir daripada nasib malang mantan pelatih tim nasional mereka. Shin Tae-yong diketahui hanya disewa sebuah negara papan bawah FIFA.
 
Namun, peruntungan itu masih lebih baik daripada sejumlah eks-pelatih Piala Dunia 2018 lain seperti Bert van Marwijk, Juan Antonio Pizzi, dan Nabil Maaloul. Ketiganya menganggur, diputuskan kontrak oleh masing-masing tim yang sebelumnya mereka tangani.
  Hubungan Shin Tae-yong dengan Suk Hyun Jun pernah dekat sebagai pemain dan pelatih dalam satu skuat. Sempat memakai jasanya di Olimpiade Rio 2016, selanjutnya Shin terus mengabaikan Jun dengan entah alasan apa. Padahal Taegeuk Warriors melaju hingga ke perempat final Rio 2016, sebelum ditekuk Honduras 0-1.
 
Lagi pula belum ada striker KNT (Korea National Team) yang mengarungi petualangan menantang setara Suk Hyun Jun. Sejak usia 17 tahun, dia telah bermain di Belanda, Portugal, Arab Saudi, dan sekarang Prancis. Dia memulai kariernya dengan secara berani mendekati Ajax untuk percobaan dan manajer Martin Jol terpincut lalu benar-benar mengontraknya.
 
Setelah menghabiskan sekitar dua tahun bersama Ajax, ia menghabiskan dua tahun lagi di Erevidisie bersama Groningen dan Maritimo. Lantaran tidak mampu memperkuat performanya di Belanda, Jun hampir saja pindah ke Arab Saudi, tetapi entah bagaimana ia bermain di Liga Premeira Portugal setahun kemudian.
 
Semusim 13 gol yang mengesankan bersama Vitoria Setubal ia menarik perhatian Porto, klub raksasa Portugal. Sayangnya, ia tidak pernah benar-benar bermain untuk Porto karena pilihan pemain di posisi yang sama telah bertumpuk, sehingga ia dipinjamkan ke tiga tim yang berbeda dalam dua tahun.
 
Masa peminjaman ke Troyes di mana ia mencetak 6 gol dalam 26 penampilan selama musim Ligue 1 2017-2018 membantunya pindah ke Reims pada akhir 2018. Musim berikutnya, ia mencetak 4 gol dalam 24 penampilan di Stade De Reims untuk membuktikan kapasitasnya.
 
Reims membuka musim itu dengan kemenangan melawan Olympique De Marseille, di mana Suk Hyun Jun mencetak gol di menit ke-90. Awal yang bagus untuk sang pemain dan klub pendatang baru di kasta teratas kompetisi Prancis.
 
Salah satu transfer pertama Coach Guion di Ligue 1 tidak lain Suk Hyun Jun. Tapi Jun kemudian hanya menjadi pilihan kedua atau ketiga untuk Guion.
 
Alasannya mungkin karena Jun tidak bisa dipercaya memegang bola terlalu lama, tidak cukup cepat mengalahkan pemain bertahan, bukan yang terbaik dalam menciptakan peluangnya sendiri, dan dia tidak menggerakkan semua orang. Dia cuma mengerti waktu dan ruang dengan sangat baik dan dia perlu menggunakan keuntungan itu untuk mendapatkan menit bermain ekstra.
 
Jun membawa banyak atribut yang tidak dimiliki pemain Korea saat ini. Pengalaman dan kemampuannya untuk memberikan berbagai opsi dan skema sangat penting bagi tim mana pun. Sebagian besar striker yang dimiliki KNT saat ini sangat mirip tipe permainan mereka.
 
Kalau Suk Hyun Jun dapat menunjukkan beberapa penampilan yang solid di klubnya, agaknya dia akan mendapatkan salah satu tempat di Olimpiade Tokyo dan ia layak untuk terpilih.
 
Dia menyandang reputasi sebagai pesepak bola besar Korea dalam banyak kelebihan. Rekornya sudah menghabiskan seluruh karier di Eropa, mengantongi lebih dari 30 gol. Itu jauh melebihi perolehan Park Chu Young dan Seol Ki Hyun, yang merupakan legenda hidup striker Korea.
 
Bila Jun dan KNT memenangkan medali olimpiade, dia akan menorehkan namanya dalam sejarah sepak bola Korea. Tapi dia pasti sudah turun panggung manakala Piala Dunia 2022 sebab usianya telah menginjak 32 tahun. Jelas terlalu renta buat bergerak lincah untuk speed and power ala Kesatria Taegeuk.
 
Impian ke Tokyo masih belum nyata bagi Jun karena perhelatan Olimpiade diundur tahun depan, dijadwalkan ulang pada 23 Juli-8 Agustus 2021. Sekarang, dia pun terpaksa harus beristirahat akibat virus korona menjangkiti.
 
Dibayangi mimpinya sendiri.
 
Video: Pep Guardiola Sumbang Rp17 Miliar untuk Pengadaan Alat Kesehatan di Spanyol
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(ASM)
LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif