.jpg)
Pertarungan di Piala Afrika menjadi pusat perhatian karena benua itu menunjukkan sosoknya sebagai penghasil pemain berkualitas. Begitu banyak pemain yang berlaga di Piala Afrika merumput di Liga Eropa.
Yaya Toure menjadi bintang andalan Manchester City. Ketidakhadirannya di Liga Inggris membuat City terseok. Kini City tertinggal tujuh poin dari pimpinan klasemen Chelsea dalam perburuan juara Liga Inggris.
Pelatih City Manuel Pellegrini tidak mau mengakui bahwa tim asuhannya sangat tergantung kepada Yaya Toure. Namun fakta menunjukkan, City gagal meraih banyak kemenangan ketika Yaya Toure harus membela negaranya di ajang Piala Afrika.
Teori menyebutkan bahwa kemajuan sepak bola sebuah negara sangat tergantung kepada kompetisi yang ada di negaranya. Afrika menjadi kekecualian. Mereka tidak memiliki kompetisi bergulir secara berkualitas. Namun mereka tetap mampu melahirkan tim nasional yang disegani.
Mengapa? Karena pendekatan pembinaan yang dilakukan Afrika berbeda. Mereka lebih mendorong para pemainnya berlaga di kompetisi Eropa. Kawah Candradimuka yang mereka gunakan adalah kompetisi di negara lain.
Oleh karena jumlah yang bermain di Liga Eropa banyak, maka negara-negara Afrika beruntung bisa membangun sebuah tim yang kuat. Kehadiran para pemain mereka di klub-klub Eropa mampu mengasah kemampuan teknis dari para pemainnya.
Dengan kompetisi yang bergulir secara baik, Eropa menjadi ajang banyak negara untuk mengasah kemampuan para pemainnya. Beberapa negara Asia seperti Jepang, China, Korea juga menempatkan banyak pemainnya di klub Eropa. Demikian pula dengan Amerika.
Para pemain negara-negara Arab sebenarnya banyak diincar klub-klub Eropa. Tetapi kebanyakan pemain Timur Tengah menolak tawaran dan akibatnya peluang untuk semakin meningkatkan kemampuan sepak bola mereka berkurang.
Apakah kita berpeluang untuk mengikuti jejak para pemain Afrika? Peluang itu sangat terbuka. Bahkan klub-klub Eropa sudah mulai mengirim para pencari bakatnya ke Indonesia.
Kita jangan menahan mereka yang memang berbakat untuk dibawa ke Eropa. Kita justru harus mendorong dan bersyukur apabila banyak pemain yang bisa ditarik. Anggaplah mereka sedang disekolahkan di Eropa.
Itulah salah satu jalan untuk membawa Indonesia ke tingkat dunia. Para jebolan Liga Eropa kelak akan bisa mengangkat sepak bola Indonesia ke pentas dunia.
Semoga kita bisa mengikuti jejak para pemain Afrika. Kita bisa bangga apabila kelak ada pemain Indonesia yang seperti Yaya Toure, begitu diandalkan di klubnya, tetapi secara bersamaan mampu mengangkat sepak bola Indonesia ke pentas dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RIZ)