\ Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia: Indonesia Punya Peluang Lolos
Skuat Timnas Indonesia saat laga uji coba melawan Vanuatu di SUGBK (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat)
Skuat Timnas Indonesia saat laga uji coba melawan Vanuatu di SUGBK (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat)

Kualifikasi Piala Dunia 2022

Mengincar Runner-up Terbaik

Bola timnas indonesia Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia
Arpan Rahman • 20 Juli 2019 06:15
Jakarta: Grup G zona Asia kualifikasi Piala Dunia 2022 diperkirakan menjadi grup paling kompetitif di ajang ini. Selisih nilai akhir antara para kontestan tidak akan terlalu jomplang. Indonesia dipertandingkan lawan Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Uni Emirat Arab.
 
Memanfaatkan peluang dari persaingan ketat pada tiap pertandingan, baik kandang maupun tandang, sebuah celah bisa diincar sebagai salah satu dari empat runner-up terbaik bagi Indonesia. Posisi aman itu berarti lolos langsung ke ronde ketiga.
 
Kunci penting supaya selisih angka bernilai ketat di klasemen akhir ialah Indonesia tidak banyak bertanding imbang. Melawan empat negara saingan, lebih baik kita saling mengalahkan daripada bermain seri.

UEA

Sebagai unggulan, Uni Emirat Arab bukan tim yang boleh dipandang sebelah mata. Rangking FIFA mereka (67) lebih baik dari semua kesebelasan lain. Tapi sejatinya tidak banyak prestasi cemerlang yang pernah diukir skuat ini.
  UEA hanya sekali lolos ke Piala Dunia pada 1990 di Italia. Mereka kalah di seluruh laga grup putaran pertama dari Kolombia, Jerman Barat, dan Yugoslavia.
 
Dua tahun kemudian, UEA menempati posisi keempat Piala Asia dan menjadi runner-up pada 1996 saat menjadi tuan rumah. Di kedua turnamen itu, mereka kalah melalui drama adu penalti.

Baca:Hasil Undian Kualifikasi Piala Dunia 2022: Indonesia Satu Grup Dengan Unggulan Asia Tenggara


Tim yang dijuluki Si Putih ini dua kali menjuarai Piala Teluk, lambang supremasi sepak bola di kawasan Timur Tengah pada 2007 dan 2013. Terakhir, di dua edisi Piala Asia, UEA mampu menjejak semifinal, pada 2015 dan 2019.
 
Empat negara Asia Tenggara di grup G mengepung UEA. Jelas bukan situasi dan kondisi yang ramah.
 
Menurut kalender resmi FIFA di level senior, Indonesia sudah empat kali berjumpa UEA. Rekornya tercatat imbang 2-0-2: kita menang dua kali dan dua kali kalah.
 
Pada 2 Septempar 1981 dalam Merdeka Tournament di Kuala Lumpur, Merah-Putih melibas UEA 5-2. Setahun kemudian, 14 Agustus 1982 pada turnamen yang sama, giliran UEA membalas 2-1. Di perempat final Asian Games 1986, kedua tim berbagi angka 2-2 sebelum Indonesia menang adu penalti 4-3. Di Piala Asia 1996, UEA unggul 2-0.
 
Catatan sejarah ini perlu dicermati baik-baik. Hanya menghadapi Indonesia saja, UEA dapat diimbangi secara statistik, bahkan menurut selisih gol kita lebih baik.
 
Rekor UEA lebih superior dari tiga lawan sisa. Lawan Malaysia, mereka mencatat hasil 8-0-2 (8 menang-nol seri-2 kalah). Dengan Thailand, hasilnya 6-3-1. Versus Vietnam, 4-0-1.

Negara ASEAN

Dari tiga lawan se-ASEAN, kita pernah segrup dengan mereka semua di kualifikasi Piala Dunia. Tepatnya pada ajang menuju Argentina 1978, Indonesia sempat menghadapi Malaysia dan Thailand di putaran pertama. Dalam laga di Singapura, Indonesia-Malaysia berbagi angka kaca mata dan Thailand unggul tipis 2-3 dari Risdianto cs yang memperkuat skuat Garuda.
 
Menjelang ke Meksiko 1986, kualifikasi Piala Dunia di zona Asia kembali mempertemukan Indonesia sama Thailand. Hasilnya dua kali Marzuki dkk menang, masing-masing dengan 1-0 di Bangkok dan Jakarta.
 
Pada kualifikasi zona Asia 1994, Rahman Darmawan cs berjumpa Vietnam. Mereka saling mengalahkan 0-1 dan 2-1. Kedua pertandingan berlangsung di Doha dan Singapura.
 
Walaupun keempat negara sudah sering saling berhadapan dalam pelbagai kejuaraan di Asia Tenggara, namun dalam gelanggang resmi kualifikasi Piala Dunia sejak 1970 praktis baru tiga kali Indonesia-Thailand bermain. Cuma dua kali Indonesia-Vietnam pernah bertanding. Hanya sekali Indonesia-Malaysia bertemu muka.
 
Medcom.id, berdasarkan rincian data tersebut, tidak sepakat dengan beberapa media lain yang memberi judul kurang-lebih: 'Grup G adalah Grup Neraka'. Grup G bukan grup neraka karena rekor sejarah pertemuan antarkesebelasan tidak cukup fantastis maupun mengundang sensasi setidaknya dalam lingkup konfederasi Asia.

Baca juga:Jadwal Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2022


Grup G pasti menghasilkan rangkaian pertandingan yang tidak terlalu berat sebelah menghukum lawan sebagaimana halnya China dan Suriah bisa memutuskan vonis mati bagi Filipina, Maladewa, dan Guam di grup A. Atau Australia, Yordania, dan Kuwait yang akan menghadirkan neraka buat Nepal di grup B.
 
Seperti Iran, Irak, Bahrain tentu membuat bulan-bulanan Hong Kong dan Kamboja di grup C. Juga pesan neraka dari Arab Saudi dan Uzbekistan kepada Singapura di grup D. Atau neraka ala Qatar untuk Bangladesh dan Afganistan di grup E. Pun api neraka yang dibawa Jepang buat dikobarkan ke Myanmar dan Mongolia di grup F. Atau peluang skor telak Korea Selatan ke jala gawang Sri Lanka yang terasa bagai neraka di grup H.
 
Jadi, dari semua grup sejak A sampai H, hanya grup G sama sekali tidak ada potensi menjadi grup neraka, itu jelas, menurut data. Di grup ini, incaran kita menjadi runner-up terbaik tampak terpentang lebar. Selebar surga malah, barangkali.
 
Tak ingin ketinggalan update berita bola dan olahraga? Follow instagram kami @medcom_olahraga
 
Video:?Ahsan/Hendra Raih Tiket Semifinal Indonesia Open

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(ACF)
LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif