\ Ronaldo pun Bisa Lepas Kontrol
Cristiano Ronaldo diganjar kartu merah (Foto: Cristina Quicler/AFP)
Cristiano Ronaldo diganjar kartu merah (Foto: Cristina Quicler/AFP)

Ronaldo pun Bisa Lepas Kontrol

Bola cristiano ronaldo
27 Januari 2015 11:44
Ronaldo pun Bisa Lepas KontrolBaru saja Cristiano Ronaldo dianugerahi Ballon d'Or untuk kali ketiga. Meski sarat dengan kontroversi, penyerang asal Portugal itu harus diakui pemain hebat. Ia memiliki segalanya untuk mengubah permainan kesebelasan yang ia perkuat.
 
Satu saja yang tidak bisa dilakukan Ronaldo yaitu menjadikan Portugal sebagai kesebelasan terbaik di dunia. Ia boleh hebat ketika memperkuat Manchester United atau pun Real Madrid, tetapi tidak ketika memimpin Portugal.
 
Di tengah kehebatannya, Ronaldo tetap seorang manusia biasa. Ia tetap memiliki keterbatasan dan tidak semua yang ia inginkan bisa diraih. Akhirnya harus diakui we are no angel, kita bukanlah malaikat.
  Kekurangan Ronaldo juga dalam mengontrol emosinya. Ia harus diganjar kartu merah saat membela Real Madrid menghadapi Cordoba. Ronaldo dikeluarkan dari lapangan karena menendang pemain belakang Cordoba.
 
Penyerang Real Madrid itu dihadapkan pada situasi frustasi karena tidak kunjung mendapatkan bola yang matang. Ronaldo kesulitan untuk mencetak gol yang ditunggu-tunggu oleh timnya. Padahal waktu sudah semakin mendekat dan keadaan masih sama kuat 1-1.
 
Beruntung tiga menit menjelang bubaran ada gol penalti dari Gareth Bale. Real Madrid meraih kemenangan penting untuk bisa menjaga jarak dengan saingan terdekatnya Barcelona di Kompetisi La Liga.
 
Kompetisi ketat yang berlangsung hampir 10 bulan memang membuat pemain kesulitan untuk menjaga konsistensi bermain. Apalagi begitu banyak kompetisi yang harus dihadapi baik di dalam negeri maupun tingkat Eropa.
 
Kelelahan merupakan faktor yang paling sulit dihindari. Tetapi yang namanya pecinta sepak bola tidak pernah mau memahami itu dan menuntut pemain kesayangan mereka untuk selalu prima.
 
Kesialan dihadapi juga bintang Jepang Shinji Kagawa. Pemain asal Borussia Dortmund itu menjadi penyebab kegagalan Tim Samurai untuk melaju ke semifinal Piala Asia 2015. Tendangan penalti Kagawa membentur mistar dan Jepang harus menyerah 4-5 dalam adu tendangan penalti melawan Uni Emirat Arab.
 
Apa pesan yang bisa diambil dari semua cerita di atas? Dalam membina sepak bola dibutuhkan konsistensi dan kesungguhan. Tidak bisa sepak bola ditangani secara sambil lalu.
 
Kita tahu bahwa pemerintah berniat untuk ikut membenahi sepak bola nasional. Mereka telah membentuk Tim Sembilan untuk mengurai permasalahan sepak bola kita.
 
Salah satu yang dicoba untuk dimintai keterangan adalah pengurus PSSI. Pekan lalu undangan sudah dikirimkan dan pengurus PSSI sudah datang ke Kantor Menpora. Namun pertemuan tidak terjadi karena Menpora ada kegiatan lain.
 
Kita lihat bahwa tidak mudah untuk menjaga konsistensi. Bagaimana Tim Sembilan bisa fokus untuk menekuni persoalan sepak bola nasional agar bisa mengetahui akar persoalan. Padahal anggota tim adalah orang-orang sibuk dan mustahil menyediakan waktu untuk sepenuhnya memperhatikan masalah sepak bola.
 
Sekarang mantan Wakil Kepala Kepolisian RI Oegroseno mendapat tugas baru pula dari Presiden Joko Widodo. Ia menjadi salah satu dari tujuh orang yang harus memikirkan penyelesaian kisruh Kepolisian dan Komisi Pemberantasan Korupsi.
 
Pada akhirnya setiap orang ada keterbatasannya. Tidaklah mungkin kita mau mengerjakan semuanya. Lebih baik serahkan kepada mereka yang bisa konsisten menjalankan tugasnya.
 
Pembenahan sepak bola nasional harus dilakukan dengan kepala dingin. Kita tidak boleh emosional dalam melihat persoalan. Kita tidak boleh lepas kontrol sepelik apa pun persoalan yang dihadapi. (Suryopratomo)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(RIZ)
LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif