\ Timnas U-19 Harapan 12 Oktober
Pemain timnas Indonesia U-19 (dari kiri) Yabes Rini Malaifani, Evan Dimas dan M Fatchu Rochman.(foto: MI/Rommy Pujianto)
Pemain timnas Indonesia U-19 (dari kiri) Yabes Rini Malaifani, Evan Dimas dan M Fatchu Rochman.(foto: MI/Rommy Pujianto)

Timnas U-19 Harapan 12 Oktober

Bola piala asia u-19
Fitra Iskandar • 11 Oktober 2014 16:35
Nyaris genap satu tahun lalu, publik sepakbola Indonesia benar-benar dibuat berbunga-bunga oleh Evan Dimas dan kawan-kawan. Anak-anak muda di Timnas U-19 itu menghajar Korea Selatan 3-2. Skornya memang tipis, tetapi Indonesia membuat raksasa Asia itu pontang-panting. Sebuah pemandangan langka.
 
Hasil itu menyempurnakan perjalanan Indonesia untuk menembus putaran final Piala Asia U-19 di Myanmar. Di dua laga lain "Garuda Jaya" menggasak Filipina dan Laos, juga dengan meyakinkan. Sebelum itu, mereka baru saja menggondol Piala AFF U-19 2013.
 
Rentetan prestasi ini membuat publik jadi berani bermimpi untuk melihat "Garuda" terbang tinggi di pentas dunia. Pasukan Indra Sjafri dengan cepat jadi idola baru. Kemana-mana mereka selalu mengundang perhatian publik. Media pun selalu ingin tahu perkembangan mereka.
  Sejak sukses menggasak Korsel di Senayan, 12 Oktober 2013, PSSI menganakemaskan para pemain yang sebelumnya tidak pernah mereka perhatikan itu. Federasi menyiapkan jadwal latihan dan uji coba yang padat untuk menempa Timnas U-19 sebelum ke Myanmar. Target yang dipancang yaitu menembus posisi empat besar Asia. Posisi itu cukup untuk menerbangkan Garuda ke Piala Dunia 2015 di Selandia Baru.
 
Ada tur Nusantara, uji coba di Timur-Tengah, bermain di turnamen Brunei Darussalam, dan terakhir latihan menghadapi tim kelas dunia di Spanyol. Hasilnya, dilihat dari skor dalam uji coba, Timnas U-19 memang tidak selamanya tampil trengginas, seperti saat mereka mempermalukan Korsel.
 
Hasil kurang memuaskan paling mencolok didapat saat ikut ajang pemanasan di Brunei. Di ajang Hassanal Bolkiah Trophy 2014, publik harus melihat tim pujaannya itu digasak Brunei, Kamboja, Vietnam. Jangankan juara, lolos grup pun tidak.
 
Memang tidak ada tim yang tidak bisa dikalahkan. Dalam sepakbola, pemandangan tim kelas dunia dikalahkan tim entah berantah bukan pemandangan aneh. Contohnya, tengah pekan kemarin, Spanyol digasak Slovakia 2-1. Jadi, kalau tim seperti Kamboja atau Brunei mengalahkan Indonesia, itu biasa saja, apalagi bagi Indonesia ini seperti uji coba. Tetapi, persoalannya, harapan publik sudah luar biasa.
 
Indonesia terakhir mengirimkan timnas U-20 ke piala dunia, saat Piala Dunia U-20 di Jepang pada 1979. Indonesia gugur di fase grup, setelah gagal membendung kehebatan Argentina, Polandia, dan Yugoslavia. Apapun, itu adalah prestasi tertinggi Indonesia. 34 tahun lalu. Penantian yang amat panjang.
 
Mimpi melihat lagi Timnas berlaga di piala dunia, meski level U-20, memang indah. Dan mimpi itu sedang diperjuangkan saat ini oleh pasukan Indra Sjafri. Perjuangan yang berat. Di laga perdana, Indonesia tumbang 1-3 dari Uzbekistan sehingga Merah-Putih menghuni dasar klasemen Grup B. Dua pesaing lain, Australia dan UAE mengantongi satu poin setelah mereka bermain imbang.
 
Setelah menelan hasil minor di laga pertama, Indonesia akan menghadapi Australia, yang konon merupakan lawan lebih tangguh dari Uzbekistan. Ini momen krusial Timnas U-19 di Myanmar. Bila kalah, sudah dipastikan Indra Sjafri dan kawan-kawan tersingkir.
 
Laga timnas Indonesia U-19 menghadapi Australia akan berlangsung Minggu besok, 12 Oktober 2014. Kita berharap saja, semoga, mimpi yang tumbuh sejak sorak-sorai suporter Indonesia di Senayan pada 12 Oktober 2013, tahun ini berulang dengan suasana yang sama -- ceria penuh harapan akan masa depan sepakbola Indonesia yang jauh lebih baik.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(FIT)
LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif