Dulu, klub-klub semenjana paling banter hanya bisa mengeluarkan uang tak lebih dari 20 juta Poundsterling (Rp349 miliar) untuk belanja pemain di bursa transfer. Namun situasi telah berubah. Neraca keuangan yang membaik membuat klub seperti Crystal Palace mampu mengeluarkan hampir 30 juta Poundsterling untuk satu pemain.
Crystal Palace bukan satu-satunya klub semenjana yang mampu royal belanja pemain pada saat ini. Everton yang cuma menempati urutan ke-11 klasemen akhir musim lalu bahkan bisa belanja hingga 45,2 juta Poundsterling pada bursa transfer musim panas 2016.
Manuver klub-klub besar yang sudah lama memiliki uang berlimpah tentu lebih "gila". Manchester City sudah mengeluarkan 168,2 juta Poundsterling untuk belanja pemain selama ditukangi Josep Guardiola. Rival sekota City, yakni Manchester United tak mau kalah. Demi mengembalikan kejayaan klub, Jose Mourinho menghabiskan 145 juta Poundsterling untuk mendapatkan empat pemain anyar.
Hebatnya, uang sebesar 89 juta Poundsterling dikeluarkan Red Devils hanya untuk membeli satu pemain, yakni Paul Pogba dari Juventus. Dengan mahar sebesar itu, Pogba dinobatkan sebagai pesepak bola paling mahal pada saat ini.

Nasib Nahas Pemain Inggris
Bursa transfer musim panas 2016 belum selesai. Sesuai dengan peraturan, bursa transfer kali ini akan ditutup pada 31 Agustus pukul 23.00 waktu Eropa atau 1 September WIB. Dahsyatnya, uang yang dikeluarkan 20 klub Liga Primer Inggris 2016--2017 untuk belanja pemain sudah sangat besar.
Menurut Daily Mail, ke-20 klub Liga Inggris sudah menghabiskan dana sebesar 1,02 miliar Poundsterling atau sekitar Rp17 triliun hingga 30 Agustus. Mengingat jendela bursa transfer belum ditutup, jumlah itu tentunya masih bisa membengkak.

Peningkatan pemasukan hak siar televisi serta penjualan hak komersil dari tahun ke tahun berandil besar atas fenomena itu. Pada 2011, ke-20 klub Liga Inggris "cuma" menggelontorkan 485 juta Poundsterling untuk belanja pemain di bursa transfer musim panas.
Jumlahnya terus meningkat sejak saat itu. Pada 2012, uang belanja klub asal Negeri Ratu Elisabeth sebesar 490 juta Poundsterling. Lalu, 630 juta Poundsterling pada 2013. Hingga akhirnya mencapai titik puncak pada musim ini.

Kemampuan klub papan atas hingga berlabel semenjana membeli pemain mahal memang membuat Liga Inggris makin seru dan kebanjiran sponsor. Namun hal itu bagai buah simalakama. Sebab, di balik semua itu ada problem laten yang suatu saat nanti bakal merugikan persepakbolaan Inggris.
Faktanya, pemain-pemain asal Inggris menjadi korban atas fenomena yang terjadi pada saat ini. Bayangkan, kiper andalan timnas Inggris, Joe Hart harus terbuang ke klub semenjana di Liga Italia Serie-A, Torino lantaran Manchester City punya uang untuk membeli dan menggaji Claudio Bravo dengan mahal.
Nasib serupa dialami Calum Chambers. Pesepak bola yang digadang-gadang bakal menjadi bek andalan Inggris pada masa depan itu tersingkir dari Arsenal dan terdampar di Middelsbrough pada musim ini. Ia dilepas lantaran The Gunners baru saja mengeluarkan uang 35 juta Poundsterling untuk memboyong bek asal Jerman, Shkordan Mustafi dari Valencia.

Tak Lagi Mahal
Ada satu masa ketika para pemain-pemain asal Inggris dihargai dengan sangat mahal. Saking mahalnya, sejumlah klub jadi enggan membeli pemain Inggris saat jendela bursa transfer dibuka.
Situasi seperti itu sudah tak berlaku pada saat ini. Anomali hanya terjadi pada John Stones. Bek timnas Inggris itu diboyong dengan harga 50 juta Poundsterling dari Everton pada musim ini.

Kini, banyak klub bahkan rela melepas talenta asal Inggris dengan harga murah demi memberikan tempat kepada pemain yang baru diboyong.
Tengok manuver Leicester City pada musim ini. Mereka tak segan melepas lima pemain asal Inggris secara gratis secara bersamaan sebelum musim 2016--2017 digulirkan. Sebagai gantinya, posisi mereka diisi oleh lima pemain baru dari Nigeria, Prancis, Polandia, Jerman, dan Spanyol. Kelima pemain itu dibeli The Foxes dengan harga 47,5 juta Poundsterling.
Menilik dari situasi itu, talenta lokal bukan tidak mungkin makin tergerus andai neraca keuangan klub-klub Inggris makin membaik. Jadi, jangan heran jika lima atau 10 tahun mendatang timnas Inggris justru berisi pemain-pemain berharga murah yang tampil di klub semenjana. Persis seperti Joe Hart seperti sekarang ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(HIL)