Kata tersebut juga tidak asing di dunia sepak bola dunia. Banyak pemain yang bersedia pindah warga negara untuk mendapatkan kesempatan bermain bersama tim nasional. Pesepakbola top dunia pun tidak lepas dari naturalisasi. Biasanya, suatu negara melakukan naturalisasi seorang pemain lantaran ingin meningkatkan prestasi tim nasional. Namun, tidak sedikit juga yang berpindah warga negara lantaran tidak mendapatkan kesempatan bermain di tanah kelahiran sendiri.
Deco merupakan salah satu pemain yang pindah warga negara. Lahir dan besar di Sao Bernardo do Campo Brasil, pemain bernama asli Anderson Luis de Souza memutuskan pindah warga negara Portugal.
Deco datang ke Portugal saat berusia 19 tahun dan bukan berstatus pemain terkenal di negara asalnya. Setelah enam tahun merumput di Portugal, akhirnya ia mendapatkan kewarganegaraan Portugal. Menariknya, ia mulai membela timnas barunya menghadapi Brasil pada 2003. Total, Deco sudah mengoleksi 75 caps bersama Selecao das Quinas.
Selain Deco, ada nama Mauro Camoranesi. Pemain kelahiran Tandil Argentina itu memutuskan untuk pindah warga negara ke Italia. Ia pun menunjukkan penampilan maksimal agar menembus skuat timnas. Di luar dugaan, Camoranesi mampu bersaing dengan winger-winger hebat di Italia. Bahkan, ia menjadi bagian penting timnas Italia saat menjuarai Piala Dunia 2006.
Dari dalam negeri, ada nama Cristian Gonzales yang juga pindah warga negara dari Uruguay ke Indonesia. Alasannya sederhana, ia ingin membela panji timnas Indonesia usai membela klub Liga Indonesia. Pemain berjuluk El Loco itu menjadi pemain paling banyak mencetak gol dalam sejarah liga domestik Indonesia dengan catatan 200 gol. Nama Gonzales makin meroket usai tampil gemilang di Piala AFF 2010. Sayang, ia masih gagal mempersembahkan gelar juara yang sudah di depan mata.
Selain Gonzales, ada sejumlah nama pemain asing yang dinaturalisasi menjadi warga Indonesia, tetapi rata-rata mereka belum bisa memberikan kontribusi maksimal.
Satu nama yang tampil oke ialah gelandang Stefano Lilipaly. Selama gelaran Piala AFF 2016, ia menjadi motor serangan bersama Andik Vermansyah. Namun, catatannya mirip dengan Gonzales, ia hanya mampu membawa timnas Garuda melaju ke babak final.
Kini, ada nama Ezra Walian yang akan diboyong untuk memperkuat timnas. Pemain asal Belanda berdarah Manado itu saat ini membela tim junior Ajax Amsterdam (Jong Ajax).
"Paling lambat Ezra sudah bisa bergabung sebelum turnamen terdekat (SEA Games 2017 Kuala Lumpur)," ujar Direktur Media & Hubungan internasional PSSI, Hanif Thamrin.
Jika proses naturalisasinya rampung, Ezra bisa langsung bergabung dengan skuat Timnas U-22 yang saat ini tengah menjalani seleksi. Ia tidak harus menjalani seleksi karena punya rekam jejak yang bagus selama berkarier di Belanda.
"Dia bisa masuk kapan saja karena kualitasnya sudah terbukti ketika bermain untuk timnas muda Belanda dan Ajax Amsterdam B," tutup Hanif.
Baca: Daftar Pemain Indonesia di Luar Negeri yang Dipanggil PSSI
PSSI nampaknya tidak main-main untuk membentuk timnas. Teranyar, PSSI sudah mengumumkan 12 pemain Indonesia yang meniti karier di luar negeri. Mereka nantinya akan diproyeksikan memperkuat timnas U-19. Namun, untuk membela timnas U-22 masih terbuka.
PSSI sudah memberikan undangan resmi ke masing-masing Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di luar negeri. Jika proses pemanggilan berjalan lancar, seluruh pemain itu bisa tiba di Tanah Air pada April 2017.
Ke-12 pemain tersebut berasal dari lima negara besar, yakni Spanyol, Italia, Inggris, Yunani dan Qatar. Sebanyak lima di antaranya sedang Spanyol.
Menanggapi sikap PSSI yang melirik pemain dari luar negeri, analis sepak bola nasional, Ronny Pangemanan menilai sah-sah saja. Akan tetapi, ia berharap para pemain yang akan dinaturalisasi dan dipanggil ke timnas bisa menunjukkan performa terbaik.
"Di satu sisi bagus, yang penting memilih pemain yang punya kualitas yg bisa dipertanggungjawabkan. Artinya mereka punya skill bermain yg di atas rata-rata pemain kita. Kalau sama bahkan pemain kita justru yang lebih baik dalam skill individu dan cara main kolektivitas di lapangan, percuma ambil pemain di luar Indonesia, walau mereka berdarah Indonesia," kata Ronny Pangemanan kepada Metrotvnews.com, Kamis (23/2/2017).
"Diharapkan pula kehadiran mereka bisa membawa dampak positif dalam pembinaan sepak bola di Tanah Air. Biar pemain-pemain muda kita mendapat pelajaran setelah melihat cara pemain naturalisasi bermain. Pemain muda kita termotivasi untuk lebih baik lagi. Jika kedatangan mereka tak membawa dampak dan pengaruh terhadap performa timnas, ya percuma," sambung pria yang karib disapa Ropan itu.
"Walau ini seperti terlihat sebagai jalan instan, tapi memang harus diberi kesempatan untuk membuktikan bahwa kedatangan mereka di Indonesia sangat layak untuk tingkatkan kualitas permainan timnas, dalam persaingan di Asia khususnya kawasan ASEAN," tutur Ropan.
Baca: Berburu Skuat Timnas U-19, Indra Sjafri Seleksi 30 Anak Jakarta
Ketika disinggung apakah, naturalisasi jadi garansi meningkatkan kualitas timnas, Ropan tidak mau menjawab secara detail. Sebab, ia menilai para pemain harus membuktikannya di lapangan.
"Kita belum tahu bagaimana kualitas mereka. Belum melihat langsung. Belum bisa berbicara banyak. Tapi, kalau rata-rata mainnya seperti Lilipaly bahkan lebih bagus, itu oke," tegas bapak dua anak itu.
Naturalisasi memang sah-sah saja dilakukan. Selama itu bisa membantu tim dan membawa dampak positif bagi timnas. Terkait apakah naturalisasi bisa menjadi garansi meningkatkan kualitas dan prestasi? semuanya masih perlu dibuktikan.
Video: Hari Kedua Latihan Timnas U-22
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ASM)