Kemenangan di Stadion Pakansari merupakan salah satu kemenangan yang tak pernah dilupakan oleh Indonesia. Sebab selain Vietnam bukan lawan yang sembarangan, tim berjuluk The Golden Stars itu punya modal yang oke sebelum bertanding di Indonesia.
Vietnam ternyata memiliki catatan belum menelan kekalahan dari 10 pertandingan terakhir mereka. Termasuk berhasil mengalahkan Korea Utara pada laga persahabatan Oktober lalu.
Kini euforia kemenangan harus segera dihentikan oleh pasukan Alfred Riedl demi bisa fokus pada pertandingan semifinal kedua pada Rabu 7 Desember mendatang. Sebab, Vietnam tentu ingin menuntut balas dengan menaklukkan Indonesia di My Dinh National Stadium, Hanoi, markas mereka.
Apalagi, mereka hanya butuh kemenangan 1-0 untuk bisa menghentikan langkah Indonesia menjejakkan kakinya di babak final.
Klik juga: 10 Fakta Unik usai Stadion Pakansari Menggelar Laga Indonesia vs Vietnam
Harus 'Panas' sejak Awal
Demi bisa mengubur niat Vietnam balas dendam, salah satu cara yang harus dilakukan timnas adalah; langsung bermain panas sejak awal. Artinya, Boaz dkk harus bisa mencetak gol lebih awal.

Indonesia juga harus menghindari tertinggal lebih dulu dari tuan rumah. Sebab Vietnam punya cara jitu ketika mereka mampu unggul. Satu hal lagi, mental Indonesia rentan jatuh ketika harus kebobolan lebih dulu.
Apa yang diterapkan Riedl saat bermain di Pakansari patut diulangi di markas Vietnam nanti. Meski memiliki suasana yang berbeda karena dukungan suporter tak seperti pada leg pertama, gol cepat seperti yang dilakukan Hansamu Yama pada menit ketujuh bisa membuat Indonesia jauh lebih tenang menghadapi tim tuan rumah ketimbang harus kebobolan lebih awal.
Jangan Ubah Formasi
Dari 23 pemain yang dibawa ke Piala AFF 2016, Riedl telah memainkan 16 pemain berbeda, dan sudah menggunakan dua formasi sepanjang turnamen tahun ini. Yaitu 4-4-2 dan 4-4-1-1.
Diakui, meski pada tiga pertandingan fase penyisihan grup formasi yang diturunkan Riedl cukup baik, tapi formasi yang dimainkan ketika melawan Vietnam di Stadion Pakansari lalu jauh lebih efektif.
Nilai plus dari formasi tersebut adalah keseimbangan yang diciptakan Bayu Pradana dan Stefano Lilipaly di lini tengah. Dengan kedua pemain ini, alur bola timnas lebih mengalir.
Sementara itu, Evan Dimas belakangan ini memiliki permainan cenderung kesulitan menemukan bola. Bercermin pada pertandingan melawan Singapura pada penyisihan grup lalu, Evan terlihat menjauh dari salah satu rekannya yang sedang memegang bola.
Pada laga Sabtu lalu, Evan sendiri baru masuk pada ke-81 menggantikan Boaz Solossa, dengan tujuan lebih sekadar menambah keseimbangan di lini tengah.

Sebagai catatan, gol yang dilesakkan Nguyen Van Quyet datangnya juga bukan dari open play Vietnam. Melainkan dari titik penalti, setelah Benny Wahyudi dianggap wasit Gillet Jarred Gavan melakukan pelanggaran terhadap pemain Vietnam di kotak penalti Indonesia.
Namun hal itu bukan berarti duet Yanto Basna-Fachrudin Aryanto menjadi pilihan kedua. Riedl sempat mengakui kini ia 'sakit kepala' dengan empat bek yang dimilikinya. Keempat bek tersebut dinilai memiliki kualitas yang sama bagusnya.
Paling tidak, pelatih asal Austria itu harus bisa menentukan pilihan yang tepat di saat yang tepat. Termasuk mencari duet bek jangkar dengan ketenangan dan kematangan dalam menahan gempuran Vietnam, yang bisa dibilang akan tampil habis-habisan meneror gawang Meiga di depan puluhan ribu suporter mereka di My Dinh Stadium.Klik juga: Latihan Perdana Timnas di Vietnam: Fokus Recovery
Video Review Indonesia vs Vietnam
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ACF)