Bukan tanpa alasan La Liga menggelar pertandingan el clasico dengan jadwal yang tidak seperti biasanya. Menurut CEO La Liga Joris Evers perubahan jadwal pertandingan untuk memanjakan puluhan ribu fan yang berada di Asia.
"Kami sangat antusias memberikan kesempatan kepada para penggemar kami di Asia untuk menyaksikan Real Madrid dan Barcelona secara langsung pada saat yang nyaman bagi mereka," ujar CEO La Liga Joris Evers kepada AFP dikutip Sport 360, Rabu 20 Desember 2017.
Menurut analisis La Liga, pertandingan el clasico berpotensi memanjakan 650 juta orang yang menonton lewat layar kaca di seluruh dunia. Hal itu tak lepas dari persaingan individu per individu antarpemain.
"Itu adalah waktu penjualan yang ideal, pertandingan antarbintang dan momen menunjukkan kualitas untuk sepak bola Spanyol," kata Jose Maria Gay de Liebana analisis keuangan sepak bola Spanyol.
Tidak hanya ledakan hak siar televisi saja yang jadi sasaran. Namun, La Liga dan dua klub terbesar di Spanyol itu menjalankan kontrak dari sponsor.
Baca: 5 Pemain tak Berlabel Bintang Ini Bisa Berpengaruh di El Clasico
Tahun lalu misalnya. Barcelona menandatangani kesepakatan sponshorship dengan salah satu perusahaan asal Jepang. Tidak main-main, kontrak untuk Barcelona mencapai 220 juta euro atau setara dengan Rp3,5 triliun.
"Mereka ingin menjual produknya ke pasar internasional, terutama di Asia," sambung Jose Maria.
Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh spesialis konsumen Nielsen Sports, pertandingan terakhir el clasico La Liga musim lalu menghasilkan lebih dari USD42,5 juta atau setara Rp5,7 triliun untuk media sponsor.
Belajar dari pengalaman itu, maka La Liga coba menyesuaikan waktu yang cocok untuk fan Real Madrid dan Barcelona di Asia.
"Pertandingan el clasico selanjutnya pada 23 Desember adalah pukul 13.00 waktu Madrid, 20.00 di Shanghai, 19.00 di Jakarta, dan 17.30 di New Delhi," tutur CEO La Liga Joris Evers.
"Melalui inisiatif ini, kami ingin membuat suporter dan pencinta La Liga menjadi lebih besar dan tentu saja untuk menarik suporter baru juga," harap Joris.
Inovasi La Liga
La Liga sadar, jika tidak melakukan inovasi akan tertinggal dari Liga Primer Inggris yang dikenal punya basis fan besar di Asia. Hal itu bisa dilihat dari pendapatan melalui hak siar.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, pendapatan Liga Primer diperkirakan mencapai USD3,9 miliar dari hak siar televisi domestik dan internasional. Jika dibandingkan dengan pendapatan La Liga, mereka hanya mendapatkan USD1,9 miliar. Nilai tinggi yang diterima Liga Primer bersumber dari Asia. Disusul Amerika dan seluruh wilayah Eropa.
"Kami telah mengubah jadwal kick-off sehingga bisa pertandingan muncul pada saat yang tepat di Asia dan kami akan terus mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa bagian dunia lain dapat menikmati La Liga sebanyak mungkin," ujar Presiden La Liga Javier Tebas.
Tebas sangat menyadari bahwa Liga Primer Inggris adalah ancaman terbesar bagi La Liga. Liga Primer, kata Tebas, bisa saja memboyong Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Terbukti, Neymar Da Silva mau diboyong ke Paris Saint Germain (PSG) dengan banderol fantastis 222 juta euro atau setara Rp3,5 triliun.
Madrid dan Barca memang bergantian menjadi juara Liga Champions sebanyak tujuh kali dalam 12 tahun terakhir. Namun, untuk pertama kalinya tim Inggris menempatkan lima wakilnya pada babak 16 besar Liga Champions. (Sport 360)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ASM)