medcom.id, Madrid: Performa Real Madrid pada musim 2015--2016 menuai kritik. Los Merengues dinilai tampil membosankan karena strategi bertahan atau "parkir bus" yang diterapkan pelatih mereka, Rafael Benitez. Salah satu kritikan itu juga dilontarkan ketika Madrid berduel melawanAtletico Madrid pada lanjutan La Liga Spanyol, Senin 5 Oktober.
Kritikan itu ternyata membuat pelatih Real Madrid Rafael Benitez panas. Pelatih asal Spanyol tersebut tidak menerapkan strategi bertahan saat itu.
"Saya tidak menerapkan strategi catenaccio sama sekali. Saat di Italia (melatih Napoli), saya justru dinilai sebagai pelatih yang menerapkan strategi menyerang. Selama dua musim di sana, kami mampu mencetak 104 gol. Hal itu menjadi rekor untuk Napoli," ujar Benitez.
"Saya dicap sebagai pelatih defensif di Spanyol. Madrid adalah tim yang memiliki torehan gol banyak saat ini. Kami memainkan strategi menyerang ketika menghadapi Atletico. Buktinya, kami bermain baik dan mampu unggul lebih dulu dari Atletico. Kami selalu memiliki hasrat untuk meraih kemenangan. Saya tidak pernah menginstruksikan tim bermain terlalu bertahan," sambungnya.
"Tahun lalu, Madrid melawan tim besar sekelas Atletico Madrid di Vicente Calderon. Tahun ini, kami kembali ke sini menghadapi Atletico, skuat terbaik yang dimiliki Diego Simeone. Untuk pertama kalinya, kami mampu mendominasi pertandingan," papar Benitez.
Apa yang dikatakan Benitez memang ada benarnya. Sepanjang laga, Madrid mampu mendominasi penguasaan bola sebanyak 54 persen. Namun, Los Merengues tetap kalah agresif dari Atletico karena hanya mampu melesakkan dua tembakan on target dari sembilan peluang yang diciptakan. Sementara itu, Atletico mampu melepaskan empat tembakan on target dari 18 peluang yang diciptakan. (ESPN)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(PAT)