Yogyakarta: Kelompok suporter PSIM Yogyakarta diingatkan untuk menjaga keamanan saat timnya berlaga. Khususnya, ketika PSIM bertindak sebagai tuan rumah.
Imbauan ini menjadi pengingat atas laga pamungkas PSIM di Liga 2 musim 2019 lalu di Stadion Mandala Krida. Ketika PSIM kalah 2-3 atas rival serumpun di Tanah Mataram, Persis Solo, suporter PSIM berulah. Kerusuhan terjadi di dalam hingga di luar stadion.
Sejumlah kendaraan sempat dibakar di luar stadion. Polisi sempat menembakkan gas air mata dalam kerusuhan itu.
Ketua Pembina PSIM, Haryadi Suyuti mengatakan, suporter harus bisa menghargai pertandingan dan pihak lain. Bukan hanya kejadian 2019, peristiwa 2018 yang menewaskan seorang suporter juga harus jadi refleksi.
"Saat nanti menjadi tuan rumah, mari ciptakan atmosfer yang menyejukkan dalam sepak bola," kata Haryadi di Kompleks Balai Kota Yogyakarta, Rabu malam, 11 Maret 2020.
Wali Kota Yogyakarta ini mengatakan, sepak bola sudah menjadi hiburan berbagai kalangan. Bukan hanya anak muda, namun juga bagi perempuan hingga anak-anak.
Menurut dia, pertandingan yang berjalan aman akan memberikan pengaruh untuk pemain di lapangan, tak terkecuali PSIM. Haryadi menginginkan ketertiban suporter bisa berimbas pada peningkatan prestasi PSIM.
"Tentu warga Yogyakarta menginginkan PSIM segera masuk ke Liga. Ini perlu dukungan dan kerja keras di lapangan," sambungnya.
PSIM musim ini akan memakai Stadion Sultan Agung Bantul sebagai kandang. Stadion Mandala Krida akan dipoles sebagai persiapan Piala Dunia U-20 pada 2021.
Video: NBA Hentikan Musim 2019-2020, Karena Wabah Virus Korona
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ASM)