Teknologi baru di sepak bola itu mendapat tentangan di Italia sejak diperkenalkan di kompetisi Serie-A musim ini. Selain peluru, Nicchi bahkan menerima teror hadiah berupa potongan bagian tubuh.
Tak hanya Nicchi, beberapa orang lainnya dari AIA pun mendapat teror. Mereka adalah Wakil Presiden AIA, Narciso Pisacreta, dan mantan wasit Serie-A, Nicola Rizolli yang kini menjadi ketua pemilihan wasit.
Klik:Hasil Lengkap Leg I Perempat Final Liga Europa Dini Hari Tadi
Pada Maret lalu, ratusan suporter Lazio menggeruduk kantor Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) terkait protes VAR. Suporter Lazio mengklaim timnya sering menjadi korban kesalahan para pengadil lapangan mengambil keputusan dan juga saat pemakaian VAR.
Protes penggunaan VAR memanas setelah seorang jurnalis televisi mengklaim jika wasit di Italia menyatakan perang terhadap rakyat. Sontak pernyataan itu mengundang amarah Nicchi.
"Ada seorang wartawan mengatakan dalam siarannya, 'Dalam perang, Anda tidak memainkan peluit, Anda menembak. Anda harus menembak wasit dan jangan mengizinkan mereka menjadi wasit'. Inilah konsekuensinya," ujar Nicchi.
Penerapan teknologi VAR di era sepak bola modern memang masih menjadi pro-kontra. Selain Serie-A, saat ini VAR juga telah digunakan di Bundesliga Jerman dan Major League Soccer di Amerika Serikat.
VAR juga sempat diuji coba pada tahap akhir Piala Liga Inggris dan Piala FA. Selanjutnya, VAR berencana akan digunakan di Piala Dunia 2018 Rusia musim panas ini. (Sportsmole)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(REN)
