\ Sudah Tujuh Korban Meninggal Sejak 2012 Akibat Rivalitas Persija dan Persib
Ilustrasi suporter Jakmania. (Foto: Istimewa / Haringga)
Ilustrasi suporter Jakmania. (Foto: Istimewa / Haringga)

Sudah Tujuh Korban Meninggal Sejak 2012 Akibat Rivalitas Persija dan Persib

Bola persib persija liga indonesia
Gregah Nurikhsani Estuning • 24 September 2018 11:34
Jakarta: Duka mendalam kembali datang dari sepak bola Indonesia. Sejak 2012, tercatat ada sedikitnya tujuh korban meninggal dunia akibat rivalitas Persija Jakarta dan Persib Bandung.
 
Minggu 23 September 2018 menjadi hari yang kelabu buat keluarga Haringga Sirla, pemuda 23 tahun yang meninggal dianiaya oknum suporter lawan di sekitar Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).
 
Sosok yang akrab disapa Kepen itu menurut laporan diketahui menghembuskan napas terakhirnya sekitar pukul 13.00 WIB, dua jam jelang laga Persib kontra persija. Tubuhnya bersimbah darah usai dikeroyok massa menggunakan kayu, piring, gelas, dan besi.
  Rivalitas kedua kesebelasan Tanah Air itu sudah banyak memakan korban. Meninggalnya Haringga hanyalah satu dari sekian berita kematian yang bermuara pada rivalitas buta antar suporter dua tim tersebut.
 
Data dari Save Our Soccer (SOS), sebuah badan independen yang bergerak dengan misi menyelematkan sepak bola Indonesia mencatat setidaknya sudah tujuh orang yang meninggal sejak 2012 silam terkait persaingan berdarah antara Persija dan Persib.
 
Parahanya, mayoritas korban meninggal karena pengeroyokan. Rangga Cipta Nugraha (22 tahun - suporter Persib) misalnya, mengalami nasib nahas setelah ditusuk oleh suporter lawan di Stadion Gelora Bung Karno pada 2012 lalu.
 
Klik: Tanggapan LIB Terkait Tewasnya Seorang Suporter di GBLA
 
Selain Rangga, masih di tahun yang sama, Lazuardi (29) dan Dani Maulana (17) juga tewas akibat dikeroyok. Ketiganya ketahuan menyusup di kerumunan suporter Persija sehingga nyawanya tak tertolong.
 
Nasib nahas lainnya didapat Gilang (24) asal Pekalongan seusai pulang menyaksikan tim kesayangannya, Persija, dari pertandingan melawan Persib di Stadion Manahan Solo. Dari data yang didapat, ia meninggal akibat terjatuh dari kendaraan.
 
Anggota Jakmania lainnya, Harun Al Rasyid Lestaluhu atau teman-teman biasa memanggilnya Ambon (30) pada 2016 silam juga merenggang nyawa di Tol Palimanan, Cirebon usai bentrok dengan 'warga sekitar'. Meski kala itu ia bersama rombongan Jakmania lain yang pulang berbarengan dengan bus, diduga pelaku pengeroyokan sudah merencanakan pembunuhan tersebut dengan matang.
 
Kisah tak kalah mengenaskan juga menimpa Ricko Andrean tahun lalu. Berniat melindungi suporter Jakarta yang dikeroyok, pemuda yang sebetulnya pendukung Persib itu malah disangka rekan Jakmania hingga akhirnya menghembuskan napas terakhirnya di tangan sesama Bobotoh.
 
Klik: Jakmania Benarkan Haringga Sirla Pendukung Persija Jakarta
 
Kejadian terakhir yang didapat Haringga membuat Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi geram. Ia mendesak seluruh jajaran pengurus sepak bola Indonesia untuk mengusut tuntas penyakit yang belum sembuh ini.
 
"Wajib diusut tuntas, setuntas-tuntasnya. Innaalillaahi wainnaa ilaihi rojiun," kata Imam kepada Medcom.id lewat Whatsapp, Minggu 23 September 2018.
 
PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai operator Liga Indonesia juga meminta hal serupa kepada semua elemen sepak bola Tanah Air. Harapannya, sepak bola bisa menjadi pemersatu bangsa, bukannya malah memecah belah persatuan.
 
"Kepada semua elemen pemangku sepak bola nasional, mari berkomitmen agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Mari sama-sama menempatkan sepak bola sebagai pemersatu bangsa," kata CEO PT LIB Risha Adi Widjaya lewat rilis yang diedarkan Minggu malam.
 
Video: Timnas Indonesia U-19 Ditahan Imbang Thailand
11
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(ASM)
LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif