\ Data dan Fakta Jelang Singapura vs Indonesia U-23
Pelatih kepala Timnas Indonesia, Luis Milla Aspas akan bernostalgia mengenang satu tahun menjalani debutnya bersama Timnas U-23 (Medcom.id/Rendy Renuki H)
Pelatih kepala Timnas Indonesia, Luis Milla Aspas akan bernostalgia mengenang satu tahun menjalani debutnya bersama Timnas U-23 (Medcom.id/Rendy Renuki H)

Data dan Fakta Jelang Singapura vs Indonesia U-23

Bola timnas u-23
Rendy Renuki H • 21 Maret 2018 13:42
Jakarta: Timnas Indonesia U-23 akan menjalani laga uji coba kontra Singapura di National Stadium, Rabu 21 Maret malam. Sejumlah data dan fakta jelang pertandingan sebagai persiapan Asian Games 2018 ini pun menarik disimak.
 
Di antaranya adalaha rekor pertemuan yang masih didominasi Indonesia. Dari enam pertemuan terakhir, Indonesia telah mengemas empat kemenangan serta masing-masing mengalami satu kekalahan dan imbang.
 
Fakta lainnya yang cukup menarik adalah laga nanti merupakan tepat satu tahun Luis Milla menjalani debut bersama Timnas Indonesia. Saat itu, Milla mengukangi Timnas U-23 menghadapi Myanmar.
  Namun, di antara beberapa fakta menarik tersebut. Jangan lupakan juga pengalaman suram Indonesia ketika melawan Singapura saat melakoni laga tandang.

Klik:Prediksi Singapura vs Indonesia: Panggung Egy Maulana Vikri


Indonesia kerap kesulitan meraih kemenangan saat bertandang ke Nationa Stadium Singapura. Indonesia tercatat hanya sekali meraih kemenangan dari enam laga tandang di stadion tersebut.
 
Berikut data dan fakta menarik jelang Singapura vs Indonesia:
 
1. Tepat satu tahun debut Luis Milla bersama timnas Indonesia
 
Luis Milla resmi ditunjuk menangani Timnas Indonesia senior dan U-23 pada 20 Januari 2017. Di hari yang sama seperti saat ini, pelatih asal Spanyol ini berkesempatan menjalani debut pada 21 Maret 2017.
 
Sayang debut Milla berjalan kurang manis usai Indonesia takluk dari Myanmar 1-3 di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor.
 
2. Indonesia U-23 unggul pada enam pertemuan terakhir
 
Sejak 2011, Indonesia tercatat telah bertemu sebanyak enam kali dengan Singapura U-23. Tim Merah Putih masih dominan dengan catatan empat kemenangan, sekali imbang, dan sekali kalah.
 
Satu-satunya kekalahan Indonesia U-23 dialami pada 13 Juli 2013. Kala itu, Indonesia U-23 arahan Rachmad Darmawan takluk 0-1 dari Singapura U-23 dalam laga yang berlangsung di Stadion Jalan Besar, Singapura.
 
Dari catatan gol, Indonesia U-23 unggul cukup jauh dengan torehan delapan gol dan hanya tiga kali kebobolan. Dalam periode tersebut, Indonesia U-23 juga berhasil mencatat tiga clean sheets.
 
3. Rekor buruk di Stadion Nasional Singapura
 
Timnas senior dan U-23 Indonesia punya catatan yang kurang menyenangkan saat bermain di National Stadion Singapura. Dalam enam laga terakhir yang dimainkan di stadion tersebut sejak 2004, timnas senior dan U-23 mencatat rekor dua kali imbang, tiga kali kalah, dan hanya sekali menang.
 
Lebih buruk lagi, dua laga terakhir yang dimainkan di stadion yang berlokasi di distrik Kallang, Singapura tersebut berakhir dengan kekalahan telak 0-5. Kekalahan itu di dapat dari Thailand dan Vietnam saat Timnas U-23 bermain di laga semifinal dan perebutan juara tiga SEA Games 2015.
 
Rekor Indonesia menghadapi Singapura di stadion yang pernah didatangi oleh timnas Brazil dan Argentina tersebut juga kurang bagus. Dari dua laga terakhir menghadapi Singapura sejak 2004, Indonesia hanya mencatat masing-masing sekali imbang dan kalah.
 
4. Pelatih anyar Singapura U-23
 
Setelah gagal di ajang Kualifikasi Piala Asia U-23 bersama V. Subramaniam 2017 lalu, Federasi Sepak Bola Singapura (FAS) menunjuk Fandi Ahmad menukangi Young Lions. Sosok ini bukan nama asing di sepak bola Indonesia. Fandi pernah menjalani karir sebagai pemain di Niac Mitra pada tahun 1982--83, serta menjadi pelatih Pelita Jaya pada 2009--10.
 
Dengan pengalaman bermain dan melatih di Indonesia, Fandi tentu paham secara mendasar akan gaya bermain dan mentalitas para pemain Timnas U-23. Meski Garuda Nusantara unggul dalam rekor pertemuan, faktor Fandi Ahmad perlu diwaspadai jika tidak ingin meraih hasil buruk.
 
5. Kakak-beradik yang Patut Diwaspadai
 
Dalam skuat Singapura U-23, ada dua nama putra pelatih Fandi Ahmad, yakni Irfan dan Ikhsan Fandi yang harus diwaspadai. Kedua pemain itu berpeluang menjadi ancaman serius bagi Indonesia.
 
Irfan, sang kakak berposisi sebagai penyerang dengan tinggi mencapai 1.88 m. Bersama Singapura U-23, Irfan mengemas tiga gol dari sembilan penampilan. Sementara sang adik, Ikhsan, yang baru berusia 18 tahun, adalah seorang gelandang serang dengan tiga caps dan satu gol untuk Singapura U-23.
 
Selain kakak-beradik Fandi, pemain Singapura U-23 lain yang perlu diwaspadai adalah gelandang serang Adam Swandi. Pemain yang kini membela tim Albirex Niigata Singapura ini punya catatan bagus saat bermain di tingkat klub di musim 2017 lalu. Bersama Home United, Adam tampil sebanyak 26 kali dan mencetak tujuh gol.
 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(REN)
LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif