medcom.id, Orlando: Ricardo Kaka hengkang dari AC Milan ke Real Madrid pada 2009. Ketika itu, harga jualnya mencapai 56 juta Poundsterling. Angka itu sekaligus menjadikan Kaka sebagai permain termahal di dunia mengalahkan Zinedine Zidane yang dibeli Madrid pada 2001 dari Juventus. Namun rekor Kaka pecah setelah Cristiano Ronaldo tiba di Madrid dengan mahar 80 juta Poundsterling beberapa pekan berikutnya.
Ironisnya, Kaka gagal membayar kepercayaan Madrid yang sudah sudi menggelontorkan uang besar. Cedera membuat performa Kaka menurun. Selama empat musim, playmaker asal Brasil itu lebih sering berada di ruang perawatan ketimbang beraksi di lapangan.
"Saya tidak merasa sebagai pemain terbaik ketika itu. Namun, saya juga bukan yang terburuk. Saya mendengar cap publik sebagai pembelian terburuk Madrid pada saat itu. Namun saya berusaha melihat dari sisi yang berbeda. Menurut saya, transfer ketika itu menguntungkan AC Milan. Mereka tepat menjual saya ke Madrid," ujar Kaka seperti dilansir Marca.
Cedera bukan satu-satunya problem yang dialami Kaka selama membela Los Merengues. Selama di Santiago Bernabeu, pesepak bola yang kini membela Orlando City di Major League Soccer (MLS), Amerika Serikat itu juga beberapa kali terlibat friksi dengan pelatih Jose Mourinho.
"Ada beberapa momen sulit bersama Mourinho. Ia juga mengalami hal serupa dengan beberapa pemain. Namun semuanya terjadi begitu saja. Kami tetap berbicara tanpa ada masalah," kenang Kaka.
"Mourinho mengharapkan seluruh pemain kuat secara mentalitas, teknik, dan taktik. Ia membuat Anda terus bekerja. Jika boleh dibandingkan, saya merasa hebat dari segi permainan dan prestasi saat ditangani oleh Carlo Ancelotti (eks pelatih Milan). Saya suka caranya memimpin tim," tambah Kaka.
Ancelotti hampir bereuni dengan Kaka di Madrid. Namun ketika Ancelotti setuju melatih Madrid pada 2013--2014, Kaka justru memilih untuk kembali memperkuat Milan. (Marca)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(HIL)