Setelah unggul tipis 1-0 pada babak pertama, Klopp melakukan pergantian pemain yang diluar dugaan pada babak kedua. Saat itu, Joel Matip masuk menggantikan James Milner, Sadio Mane digantikan Alex Oxlade-Chamberlain, dan Jordan Henderson diganti Georginio Wijnaldum.
Klik:Luis Enrique Sudah Setuju Gantikan Conte?
Pergantian pemain itu membuat dominasi penguasaan bola yang dimiliki Liverpool pada babak pertama gagal terulang. Alhasil, Spurs bisa menekan dan mencetak dua gol penyeimbang melalui Viktor Wanyama dan Harry Kane.
"Hasil akhir laga tidak termasuk dalam evaluasi, tapi saya melihat Klopp melakukan kesalahan, khususnya ketika mengganti penyerang dengan para pemain bertahan pada 20 menit terakhir pertandingan. Jika itu tidak dilakukan saya rasa Liverpool bisa menjaga keunggulan meskipun Spurs tampil lebih agresif pada babak kedua," kata Petit.
"Situasi itu mengingatkan saya kepada strategi PSG ketika unggul atas Barcelona, 3-1. Menurut saya strategi bertahan itu sama saja memberi pesan buruk kepada para pemain yang bertanding. Terlebih lagi, budaya masyarakat Inggris lebih suka tampil menyerang untuk meraih kemenangan," tambahnya.
"Jadi hasil pertandingannya memang tidak sesuai dengan DNA Liverpool. Mungkin saya memang melihat Klopp telah salah, tapi saya tetap mengagumi karakter yang dimilikinya," lanjut Petit.
Tetap ada nilai positif meskipun Liverpool ditahan imbang penuh kontroversi dalam laga kontra Spurs. Dengan begitu artinya, Liverpool belum terkalahkan sebanyak 15 kali saat bentrok dengan Spurs di Stadion Anfield. (sportmole)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(KAU)
