\ PSSI Khawatir Disanksi Kemenpora dan FIFA
Ketum PSSI, Djohar Arifin Husin saat menghadiri rapat dengan pendapat di Komisi X DPR RI (Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Ketum PSSI, Djohar Arifin Husin saat menghadiri rapat dengan pendapat di Komisi X DPR RI (Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

PSSI Khawatir Disanksi Kemenpora dan FIFA

Bola kisruh bopi vs pt liga indonesia
16 April 2015 14:59
medcom.id, Jakarta: Induk organisasi sepak bola Indonesia (PSSI) tengah berada dalam posisi sulit. Mereka terancam sanksi dari Kemenpora dan juga Asosiasi sepak bola dunia, FIFA.
 
Kisruh soal jumlah peserta Liga Indonesia (QNB League) menjadi pemicu ancaman sanksi terhadap PSSI. Seperti diketahui, Kemenpora bersama BOPI hanya memberikan rekomendasi kepada 16 klub untuk berlaga di Liga Indonesia. Dua klub tidak mendapatkan rekomendasi, yakni Arema Cronus dan Persebaya karena tersangkut permasalahan legalitas.
 
Namun, PT Liga Indonesia selaku operator kompetisi tidak mengindahkan keputusan BOPI dan tetap menjalankan roda kompetisi dengan 18 klub. Arema dan Persebaya bahkan sudah memainkan dua pertandingan.
  Akibatnya, BOPI dan Menpora Imam Nahrawi menginstuksikan agar kompetisi ditunda sementara, dan meminta kedua klub di atas untuk menyelesaikan permasalahannya. Ancaman sanksi membayangi PSSI.
 
Sementara itu, FIFA melalui suratnya meminta PSSI menyusun secara independent permasalahan kompetisi, atau tanpa campur tangan pihak ketiga. Dalam surat terakhirnya kepada Menpora, FIFA melalui Sekjen Jerome Valcke meminta Menpora dan BOPI tidak mengintervensi PSSI atau FIFA akan menjatuhkan sanksi.
 
Menanggapi permasalahan pelik ini, Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin mengaku khawatir. Namun, ia beserta jajarannya akan berusaha agar PSSI tidak terkena sanksi baik dari Kemenpora atau pun FIFA.
 
"Oh tentu, tentu (khawatir). Kerusakannya akan sangat dahsyat," kata Djohar di kantor PSSI Jakarta, Kamis.
 
Ia mengatakan sanksi dari FIFA bisa berimbas pada dunia sepak bola Tanah Air yang terancam tidak bisa mengikuti kompetisi di tingkat internasional.
 
"Sanksi pemerintah juga apabila dibekukan dan tidak diakui juga sangat dahsyat. Artinya kompetisi tidak jalan, karena izin-izin dari kepolisian juga tidak dapat karena tidak diakui pemerintah," ucap Djohar.
 
Ia menjelaskan, klub-klub yang bermain di kompetisi Liga Indonesia (QNB League) adalah yang paling terkena dampaknya apabila PSSI kena sanksi.
 
"Itu menghancurkan pergerakan sepak bola kita, kompetisi berhenti dan merusak semua. Klub tidak bisa menghasilkan," kata dia.
 
Djohar menjelaskan, imbas sanksi Kemenpora bisa berakibat pada masalah ekonomi klub-klub Tanah Air yang tidak mendapatkan pemasukan apapun selama kompetisi dihentikan.
 
"Seperti dihentikan awal kemarin itu merusak semuanya. Pertandingan nggak jalan, tidak ada tiket, tidak ada uang masuk, tidak ada sponsor yang bayar, maka klub makin menderita," tukas dia.
 
Oleh karena itu, Djohar mengatakan PSSI berupaya agar tidak mendapatkan sanksi dari FIFA ataupun Kemenpora. Ia mengatakan PSSI masih membutuhkan pemerintah agar bisa mengembangkan sepak bola Tanah Air.
 
"Kita berusaha agar PSSI harus punya hubungan baik dengan FIFA, dan harus punya hubungan baik dengan pemerintah. Tidak mungkin membangun sepak bola tanpa pemerintah, membangun sepak bola memerlukan negara," tandasnya. (ANT)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(ACF)
LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif