Berawal dari keributan yang terjadi dalam laga play-off degradasi antara PSBK Blitar vs Persewangi di Liga 2. Sejak awal laga, pertandingan sudah tidak "sehat", karena lebih sering terjadi pelanggaran. Pangkalnya, pemain juga memukuli wasit dan Persewangi saat itu dinyatakan kalah 0-3.
Selepas itu, ada juga keributan yang terjadi dalam babak 16 besar Liga 2 antara Persita vs PSMS Medan. Satu suporter tewas dalam laga tersebut, diduga dipukuli pendukung PSMS yang banyak dari kalangan anggota TNI kala itu.
"Saya sudah laporkan kepada beliau, perlu diketahui bahwa baik di Liga 1 atau Liga 2, saat ini memasuki masa-masa berakhirnya kompetisi yang dilaksanakan di Indonesia di bawah PT LIB. Di situ ada suatu kegiatan yang membuat dalam regulasinya adalah degradasi," ujar Edy dalam konferensi pers di Kantor Kemenpora, Senin (16/10/2017).Baca juga: Pertemuan Menpora dan Ketum PSSI Hasilkan Tiga Kesepakatan
"Dari degradasi membuat klub-klub termotivasi untuk menang membawa nama klub mereka. Belakangan, sepertinya menjadi berlebihan. Di mana-mana segala sesuatu yang berlebihan menjadi salah, ini yang akan kita evaluasi dan saya laporan kepada Pak Menteri (Imam Nahrawi). Tapi motivasi untuk menang tak perlu dievaluasi, malah harus ditingkatkan," kata Edy.
"Dampak dari motivasi yang berlebihan sehingga menjadi suatu gesekan ini sedang dalam proses investigasi. Komisi Disiplin sedang bekerja, kalau ada kesalahan di klub atau pribadi, akan ditindak sesuai dengan peraturan yang berlaku," pungkas Edy.
Baik di Liga 1 dan Liga 2, tensi pertandingan cukup panas menjelang berakhirnya musim kompetisi. Tak jarang gesekan terjadi di antara pemain atau suporter.
Video: Persela, Cinta Pertama dan Terakhir Choirul Huda
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RIZ)