Keputusan tersebut dibuat usai pertemuan dengan Federasi Sepak Bola Terengganu (PBSNT) Selasa 21 November malam waktu setempat. Mundurnya pria yang akrab disapa coach RD itu turut menyeret tiga staf pelatih asal Indonesia lainnya, yakni Satia Bagdja Ijatna, Rasiman dan Kurnia Sandy.
Ada pun dalam kontrak dan program baru yang ditawarkan manajemen T-Team, coach RD bakal diminta menanganani Trengganu FC II (TFCII). Mantan pelatih Persija Jakarta itu menolaknya karena status TFCII hanya 'feeder club'.
"Saya ingin menguncapkan terima kasih saya kepada PBSNT karena mereka masih menunjukkan kepercayaan kepada saya untuk menangani TFCII, dan sejujurnya saya sedih meninggalkan tim ini, kota ini dan suporternya," ujar coach RD di markas T-Team dikutip dari New Straits Times, Kamis 23 November 2017.
"Namun, setelah berpikir keras, saya memutuskan untuk mundur usai dua tahun melatih T-Team," sambungnya.
Feeder club di sini bisa diartikan klub alternatif yang difungsikan menjadi wadah bagi parent club jika ingin meminjamkan pemain muda atau bahkan tak terpakai. Hubungan parent club dan feeder club berlangsung dalam kesepakatan internal. Feeder club tidak bisa menolak kebijakan parent club, kecuali si pemain enggan dipinjamkan ke feeder club.
Di Eropa, sudah jamak sebuah tim memiliki feeder club. Chelsea misalnya, menjadikan Vitesse sebagai feeder club sehingga banyak sekali pemain muda yang dipinjamkan ke sana untuk menjamin menit bermain atau memang karena tak ada tempat di skuat utama.
Baca: Persib Belum akan Membeli Pemain Baru
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ASM)
