Minimnya perhatian pemerintah atas ketersediaan lapangan yang layak memang menjadi salah satu persoalan masif hingga kini. Namun, kondisi itu tidak bisa menghalangi anak-anak Indonesia untuk tetap bermimpi menjadi pemain top.
Klik: Permalukan GAREC'S, Benteng Muda Jaga Tren Positif
Sempat dilarang bertanding di Stadion Cendrawasih, Cengkareng, karena hujan dan alasan rumit sebagainya, perhelatan pekan kedua Dream League U-16 & U-19 akhirnya tetap bisa terselenggara dengan baik di Lapangan Sepak Bola Semanan pada Minggu 12 Februari.
Seluruh pihak yang terkait mulai dari para pemain, pelatih, hingga orang tua, tidak ada yang komplain dengan keadaan tersebut. Mereka bersedia maklum dan rela dipindahkan ke lapangan yang jaraknya memakan waktu sekitar 30 menit dari Stadion Cendrawasih.
Sesampainya di sana, jangan harap kondisi Lapangan Sepak Bola Semanan sama dengan Stadion Cendrawasih. Kondisi di sana justru lebih buruk karena tidak memiliki tribun penonton dan lapangannya pun belum disiapkan untuk menggelar sebuah pertandingan.
Kondisi Lapangan Sepak Bola Semanan. (Foto: MTVN/Zam)

Beruntung, panitia kompetisi langsung sigap menangani tantangan itu. Garis lapangan yang sebelumnya hilang, langsung mereka cat dalam tempo kurang dari sejam, dan laga pertama antara Pro Direct vs Bintang Pratama bisa berlangsung sebelum tengah hari.
"Saya heran sama pengurus Stadion Cendrawasih. Padahal mereka sudah sepakat mengizinkan untuk menggelar kompetisi selama tujuh bulan. Tapi giliran hujan kenapa mereka ingkar," kata Taufik Jursal selaku Ketua Panitia Pelaksana Dream League U-16 & U-19 setelah dikonfirmasi Metrotvnews.com.
"Padahal, kompetisi ini sudah mendapat dukungan dari pemerintah setempat dan bermanfaat untuk mengurangi bahaya penggunaan narkoba. Sepertinya kami akan melanjutkan kompetisi di sini(Lapangan Sepak Bola Semanan) hingga 26 Februari," tambahnya.
Klik: Rotasi Jadi Kunci Sukses Persela Bungkam PSM
Satu hal yang sulit diperbaiki di Lapangan Sepak Bola Semanan adalah genangan air, khususnya yang berada di area penalti. Namun, itu pun tidak membuat goyah semangat para pemain untuk melakoni tiap pertandingan. Terlebih lagi, dukungan orang tua tetap kuat meskipun hanya bisa melihat laga dari jauh.
Cukup menarik ketika Metrotvnews.com menyaksikan langsung cara orang tua mendukung anak-anaknya yang sedang bertanding sambil guling-gulingan di lapangan becek. Tak jarang di antara mereka berteriak khawatir, namun tetap menguatkan anaknya untuk tetap menjadi yang terbaik.
"Aduh, anak saya dijatuhkan kencang sekali. Kok boleh sih lawannya bermain seperti itu. Ayo Nak, enggak apa-apa. Kamu bangun lagi, main lagi yang benar. Jangan seperti orang itu," teriak seorang ibu dalam pertandingan Zayfa Pemuda Jaya FC vs Bina Mutiara FC.
Bentuk dukungan orang tua para pemain di Dream League U-16 & U-19. (Foto: MTVN/Zam)

Setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata ibu yang akrab disapa Mama Rangga itu merupakan orang tua dari kiper Zayfa Pemuda Jaya FC, Muhammad Cikal Ulung. Ia memang mendukung penuh anaknya menjadi pesepakbola dan punya komitmen untuk menyaksikan tiap pertandingan yang dimainkan putranya.
"Sebetulnya saya memang suka sepak bola, makanya bakal selalu dukung dan hadir terus setiap dia bertanding. Tapi, dukungan saya ini juga harus sejalan dengan prestasi anak di sekolah," kata Mama Rangga penuh senyum.
"Kami bahkan rela jauh-jauh dari Pondok Bambu (Jakarta Timur) menggunakan truk tentara dan duduk sempit-sempitan sama pemain lainnya. Tapi kalau enjoy, kemanapun saya akan berangkat," tambahnya.
Mama Rangga merupakan satu dari sekian banyak orang tua yang mendukung kompetisi Dream League U-16 & U-19. Selain dia, masih banyak orang tua lain yang tak kalah heboh memberi dukungan. Beberapa orang tua yang tak seekspresif Mama Rangga biasanya membawakan makanan atau memenuhi berbagai kebutuhan anak untuk bertanding.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(KAU)